![Direktur Utama PT Terminal Teluk Lamong David P Sirait (tengah) didampingi oleh Direktur Keuangan, SDM dan Umum PT Terminal Teluk Lamong Budi Satriyo (kiri) dan Direktur Operasi dan Teknik PT Terminal Teluk Lamong Kalbar Yanto, dalam acara Media Tour peringati HUT PT TTL yang ke-10, di kantor pusat PT TTL Surabaya, Kamis (28/12).](https://i0.wp.com/maritimindonesia.co/wp-content/uploads/2023/12/IMG-20231230-WA0000-scaled.jpg?resize=2560%2C1152&ssl=1)
Maritim Indonesia — Saat ini arus logistik di Indonesia bisa dikatakan sedang tidak menentu, bahkan tantangan ekonomi di tahun 2024 mendatang dinilai sangat tidak mudah karena faktor tren de-globalisasi dan penurunan kinerja ekspor-impor.
Namun demikian, PT Terminal Teluk Lamong (TTL) tetap optimis dan terus berupaya untuk mencapai target yang ditetapkan. Hingga saat ini kinerja dan progres PT TTL sejak 2020 hingga 2023 tercatat mengalami pertumbuhan dan peningkatan yang terus membaik.
Hal tersebut dibuktikan dengan keberhasilan PT TTL mencatatkan kinerja arus petikemas yang meningkat di sepanjang Januari hingga November 2023 ini, yang mencapai hingga 775.845 TEUs atau tumbuh 4,4 persen dibandingkan periode sama di tahun 2022 yakni sebanyak 743.162 TEUs.
“Pencapaian kita ini sudah melebihi target yang ditetapkan sampai November,yaitu 766.294 TEUs. Secara total, capaian sampai November itu telah terealisasi sebesar 92,06 persen dari target yang direncanakan yaitu sebesar 842.803 TEUs,” kata Direktur Utama PT TTL, David P. Sirait dalam kegiatan Media Tour yang merupakan rangkaian peringatan HUT PT TTL yang ke-10, di Surabaya, Kamis (28/12).
Menurutnya, semua pencapaian target perusahaan di tahun 2023 adalah karena upaya-upaya TTL dalam meningkatkan dan memberikan pelayanan terbaik kepada customer, terutama dalam hal percepatan pelayanan.
“Biasanya keinginan customer itu adalah pelayanan yang terbaik dan cepat, misalnya pelayanan boarding on arrival, dwelling time tidak lewat dari 3 hari, atau kapal sandar di bawah 24 jam atau rata-rata 17 jam,” tutur David.
Lebih jauh disampaikan, kinerja arus curah kering di TTL juga tercatat membaik. Hingga bulan November 2023 arus curah kering terealisasi sebanyak 3,27 juta ton atau meningkat 4,21 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yakni 3,14 juta ton.
“Capaian curah kering tahun ini juga melebihi target 2023 yang dipatok 3,18 juta ton,” kata David.
Ditambahkan David, “Pencapaian baik kita ini juga didukung dengan adanya tambahan 3 servis rute baru internasional di tahun ini yaitu rute Papua Nugini oleh Meratus, servis IMS oleh Vasi Shipping, dan service ICN oleh Hyundai, dan juga ada 4 call adhoc. Dan untuk layanan dermaga domestik, kita juga ada tambahan rute Kupang oleh Meratus, dan ada peningkatan call rute Sampit oleh SPILL, penambahan call pelayaran 3M karena isu tunggu arus juga telah teratasi.”
“Tahun depan, kita target kinerja arus petikemas bisa mencapai 879.978 TEus atau tumbuh 4 persen dibandingkan target tahun ini,” tambahnya.
Disampaikan juga, upaya untuk mencapai target tahun depan adalah TTL akan melakukan kontainerisasi cargo SBM PT Charoen melalui pola single port atau bongkar seluruh muatan impor SBM sebanyak sekitar 100.000 ton/tahun di Surabaya, yaitu dikontainerisasi di TTL dan dimuat ke Makassar.
“Nanti ada juga pengembangan bisnis petikemas kontainerisasi komoditas melalui kerja sama dengan PT MTI atau secara langsung dengan cargo owner, serta penyelenggaraan dan pengembangan pelabuhan milik kementerian/lembaga,” ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, TTL juga akan melakukan penjajakan untuk penambahan servis baru melalui optimalisasi pelayanan dan customer engagement, serta melakukan optimalisasi kerja sama pelayanan kargo Freeport dari JIIPE Gresik menuju TTL transhipment dengan menggunakan kapal tongkang.
David juga menyampaikan, “Tahun 2024 mendatang TTL terus melanjutkan pengembangan bisnis dan kemitraan, di antaranya seperti optimalisasi hub and spoke (domestik-domestik wilayah timur), eksplorasi pengembangan pelabuhan transhipment (domestik ke internasional atau sebaliknya), pengembangan pelabuhan melalui kerja sama strategis atau pemurnian bisnis, contohnya pengalihan pengelolaan Terminal Peti Kemas Nilam (TPKN) ke TTL.
“Bergabungnya TPKN Tanjung Perak ke TTL yang pengelolaannya akan dilaksanakan di tahun 2024 mendatang, diharapkan mampu meningkatkan produktivitas bongkar muat petikemas di Terminal Teluk Lamong,” tutur David.
Sedangkan langkah optimal lain di tahun 2024, lanjutnya, adalah rencana TTL terkait kolaborasi dengan grup Pelindo di seluruh Indonesia, yakni aset-aset grup Pelindo yang utilitasnya masih rendah bisa dipindahkan ke Teluk Lamong, tujuannya adalah unlock capacity peralatan sehingga kapasitas TTL bisa meningkat 2 kali lipat.
“Misalnya Rubber Tyred Gantri Crane (RTGC) yang ada di Tanjung priok, rencana ada 2 unit tahun depan dipindahkan kesini untuk unlock capacity dengan harapan mampu mempercepat bongkar muat di Terminal Teluk Lamong ini,” imbuh David.
Board Of Director (BOD)
Untuk mendukung pencapaian target perusahaan, strategi lain yang dilakukan oleh TTL adalah bersama-sama dengan semua BOD atau board of director yang sudah bergabung di TTL untuk mendukung langkah-langkah optimalisasi dan kolaborasi yang ada, termasuk membangun SDM yang lebih kuat dan berkompeten.
“Pak Kalbar Yanto selaku Direktur Operasi dan Teknik PT Terminal Teluk Lamong telah bergabung bersama kita, beliau dari Pelindo 4 yang sekarang telah jadi Pelindo Regional 4, beliau juga cukup berperan dalam pengembangan Makassar New Port, juga ada Pak Budi Satriyo yang bergabung ke dalam BOD kita pada pertengahan bulan Maret 2023, selaku Direktur Keuangan, SDM dan Umum PT Terminal Teluk Lamong beliau sudah cukup berpengalaman juga, sebelumnya di Pelindo 3 yang sekarang menjadi Pelindo Regional 3, kita BOD akan bersama-sama berupaya bukan mencapai target, tapi melebihi target dengan menghadapi tantangan di Teluk Lamong ini kedepannya, karena tantangan di Teluk Lamong ini akan menjadi lebih besar sesuai dengan mottonya Yes… Go… Great,” tegas David. (ire djafar)