Maritim Indonesia – Ketua Umum Indonesia Women in Transportation and Logistics (IWTL), Susana Riana Sari, hadir sebagai salah satu narasumber dalam forum yang diselenggarakan oleh Komunitas DISKOPI dan HDI, di Jakarta, Sabtu (2/8).
Dalam forum yang mempertemukan para pemimpin dari enam organisasi besar dengan semangat kolaborasi dan pemberdayaan tersebut, Susana mewakili IWTL dan menyampaikan pandangannya terkait kepemimpinan yang efektif dan adaptif, khususnya dalam menghadapi perubahan regulasi dan dinamika organisasi.
“Terima kasih kepada Komunitas DISKOPI dan HDI yang telah mengundang saya mewakili IWTL. Saya banyak belajar dari para leader enam organisasi yang luar biasa, humble, dan penuh energi,” ujar Susana membuka testimoninya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam kesempatan tersebut, Susana Riana berbagi pengalaman pribadi sekaligus menjawab beberapa pertanyaan. Menurutnya,5 setiap organisasi atau komunitas memiliki kekhasan tersendiri yang biasanya dipengaruhi oleh latar belakang para anggotanya. Maka, dalam mengelola organisasi agar kepemimpinan menjadi efektif, tentu akan ada perbedaan pendekatan, namun ada juga nilai-nilai universal yang tetap harus dijunjung tinggi.
Ia menegaskan bahwa nilai-nilai dasar dalam kepemimpinan adaptif dan efektif meliputi beberapa hal, diantaranya adalah keteladanan, yaitu memimpin dengan memberi contoh. Selain itu, nilai egaliter dan kompetensi juga penting, yaitu tidak eksklusif, menjunjung kebersamaan tanpa “like and dislike”. Nilai dasar kepemimpinan lainnya adalah kepedulian dan transparansi, yang mana, pemimpin harus mau mendengar, peduli terhadap sesama, dan terbuka dalam segala aspek organisasi.
“Kita secara alami saja memahami sebuah organisasi. Tidak mungkin dalam waktu bersamaan semua potensi anggota langsung keluar. Ada fase, masa, dan waktu bagi setiap anggota untuk mengeksplorasi kemampuannya,” kata Susana.
Ia pun menegaskan bahwa IWTL selalu membuka peluang bagi perempuan hebat untuk tampil sesuai kapasitas dan kompetensinya. Harapannya, setiap anggota IWTL dapat merasakan pengalaman menjadi bagian dari kepengurusan, sambil tetap menghargai teman-teman yang memilih untuk tidak berada dalam struktur formal namun tetap menjadi penguat organisasi.
“Terima kasih juga untuk sahabat-sahabat yang memang tidak ingin menjadi pengurus. Mereka adalah tim penguat, satu keluarga dengan semangat dan rasa memiliki yang luar biasa,” ucapnya dengan tulus.
Sebagai penutup, Susana menegaskan pentingnya ruang dan waktu bagi setiap individu untuk berkembang dan menyampaikan pesan mendalam yang mencerminkan semangat IWTL.
“Siapkan langkah kita, perempuan tangguh IWTL, dengan kemampuan sesuai kompetensinya. Empowering sesama, indahnya hati yang tulus menyemangati perempuan untuk sama-sama maju dan kuat. Itulah makna mendalam dari “We Are Equal, No One Left Behind”, ungkapnya.
Ia juga menyuarakan harapan agar semakin banyak lahir leader-leader inspiratif dari IWTL yang akan membawa perubahan positif dalam dunia transportasi dan logistik di Indonesia. (ire djafar)