Maritim Indonesia – PT Terminal Teluk Lamong (TTL) mencatatkan rekor baru dalam proses ship to ship kapal curah kering tercepat dengan durasi hanya 47 menit. Rekor ini tercipta dari selisih waktu antara lastline MV Nikolas D dan firstline MV Darya Ruchi, yang sebelumnya memegang rekor tercepat di TTL dengan durasi 1 jam 6 menit pada Agustus 2024.
Proses ship to ship kali ini melibatkan MV Nikolas D yang membongkar komoditas soybean meal sebanyak 54.980 MT di TTL. Selanjutnya, MV Darya Ruchi segera bersandar untuk memuat komoditas serupa sebanyak 43.998 MT. Keberhasilan operasi ini semakin istimewa karena dilaksanakan di tengah tantangan cuaca musim penghujan dan angin barat yang kurang bersahabat.
Keberhasilan ini merupakan hasil kolabirasi dan koordinasi solid antara tim operasi TTL, tim pelayanan kapal (pandu dan tunda) dari PT Pelindo Regional 3 dan PT Pelindo Marine Service, serta shipping agent kedua kapal. Kapten pandu yang berani dan kompeten juga memainkan peran krusial dalam memastikan kelancaran dan keamanan proses ship to ship, meskipun dihadapkan pada kondisi cuaca yang menantang.
Direktur Utama PT Terminal Teluk Lamong, David Pandapotan Sirait, menjelaskan bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari koordinasi yang dilakukan secara matang.
“Sebelum kapal yang akan berlayar selesai, tim langsung berkoordinasi untuk mempersiapkan kapal yang akan sandar. Dengan demikian, tim pelayanan kapal dapat bekerja lebih awal, meskipun cuaca kurang mendukung,” ungkap David.
Fokus pada Efisiensi Ship to Ship
Optimalisasi proses ship to ship telah menjadi fokus utama TTL sejak awal 2024. Hal ini sejalan dengan arahan Direktur Utama PT Pelindo, Arif Suhartono, dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pelindo 2024 yang menekankan pentingnya efisiensi ship to ship untuk meningkatkan daya saing pelabuhan.
TTL konsisten melakukan evaluasi dan perbaikan bertahap, dengan target awal waktu 2 jam yang berhasil dipangkas menjadi 1 jam hingga akhirnya mencapai durasi di bawah 1 jam.
“Ship to ship yang lebih cepat ini mampu mengurangi waktu tunggu sandar, meningkatkan utilisasi tambatan, dan berkontribusi pada peningkatan kinerja TTL secara keseluruhan,” ungkap David.
Untuk menjaga konsistensi, TTL bersama pihak-pihak terkait telah menyusun Standard Operating Procedure (SOP) baru untuk keberlanjutan, khusus untuk koordinasi persiapan ship to ship.
“Panduan ini diharapkan dapat mendukung pelaksanaan operasi serupa di masa mendatang,” tambahnya.
“Pencapaian ini menjadi kado istimewa pada ulang tahun ke-11 TTL, sejalan dengan tema unstoppable innovation and growth yang terus kami jadikan panduan untuk berkembang,” tutup David.
Dengan keberhasilan ini, TTL kembali membuktikan komitmennya sebagai pelabuhan yang inovatif dan kompetitif dalam mendukung pengembangan industri maritim Indonesia. (ire djafar)