Maritim Indonesia – Respons cepat kembali ditunjukkan oleh Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PLP) Kelas I Tanjung Priok dalam menjalankan tugas kemaritiman. Melalui patroli keselamatan maritim (PATKESMAR), PLP Tanjung Priok menegaskan komitmennya menjaga kedaulatan dan keselamatan pelayaran di perairan nasional.
Senin (16/6), kapal patroli negara KN. Trisula – P.111 berhasil mengidentifikasi dan menangani insiden tongkang bermuatan batubara yang mengalami kemiringan di sekitar perairan Banten. Aksi ini bukan hanya sekadar patroli rutin, tetapi bentuk konkret “negara hadir” dalam menjaga keselamatan laut.
Pada pukul 17.30 WIB, saat menjalankan patroli di sekitar Perairan Bojonegoro, KN. Trisula – P.111 menemukan Tugboat (TB) MEGA TOP 17 yang sedang menarik Tongkang (TK) MEGA TOP 7.
Petugas mencurigai adanya ketidakseimbangan karena melihat tongkang bermuatan batubara tersebut miring ke sisi kiri pada koordinat 05° 52′ 369″ S / 106° 02′ 888″ E.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kehadiran kami di laut bukan sekadar simbolik. Setiap patroli adalah kesiapsiagaan penuh untuk menjamin keselamatan pelayaran nasional,” tegas Formansyah, S.H., M.M., M.H., Kepala Pangkalan PLP Kelas I Tanjung Priok.
Tim KN. Trisula segera bergerak mendekat dan melakukan observasi serta pemeriksaan menyeluruh terhadap kondisi fisik tongkang, kelengkapan dokumen kapal, hingga komunikasi langsung dengan nakhoda.
Diketahui, kemiringan terjadi sejak Sabtu (14/6) pukul 05.50 WIB saat melintas perairan Pulau Segama, diduga akibat tekanan ombak dan arus kuat dari sisi kiri tongkang.
“Sesuai prosedur, kami pastikan kondisi tongkang dalam keadaan stabil dan aman untuk melanjutkan pelayaran menuju tujuannya. Kami tidak akan membiarkan potensi bahaya sekecil apapun mengancam pelayaran nasional,” tambah Formansyah.
Sebagai bentuk koordinasi lebih lanjut, posisi dan kondisi kapal langsung dilaporkan oleh Komandan KN. Trisula – P.111 ke Menara Suar VTS Merak melalui kanal radio VHF untuk dilakukan pemantauan bersama hingga kapal tersebut tiba di pelabuhan tujuan dengan selamat.
“Insiden ini kembali menunjukkan betapa vitalnya keberadaan patroli KPLP secara rutin. Di laut, kecepatan reaksi menyelamatkan nyawa dan aset bangsa,” ujar Formansyah.
“Kami di jajaran Direktorat Jenderal Perhubungan Laut selalu siaga 24 jam. Laut adalah urat nadi logistik dan ekonomi kita. Keselamatannya adalah prioritas tertinggi.” tambahnya.
Patroli ini tidak hanya menyelamatkan satu kapal, tetapi juga melindungi seluruh aktivitas pelayaran yang melewati alur tersebut. PLP Tanjung Priok memastikan bahwa kejadian semacam ini tidak berujung pada insiden serius, dengan tetap menjaga profesionalisme dan integritas sebagai penjaga laut.
“Kami tidak hanya menjaga perairan, tetapi juga rasa aman bangsa. Ini adalah wujud Dharma Jala Prajatama—bakti utama di lautan,” tutup Formansyah. (ire djafar)