Maritim Indonesia – Pemerintah bersiap mengambil langkah konkret menghadapi ancaman rob dan krisis iklim di kawasan Pantai Utara Jawa. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Dody Hanggodo menegaskan bahwa pembangunan Giant Sea Wall atau tanggul laut raksasa akan menjadi prioritas utama di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
“Insyaallah itu akan terlaksana. Tapi mohon juga bersabar karena kami anggarannya dari waktu ke waktu juga sangat terbatas dan ada prioritas sana-sini, tapi bukan berarti kami diam, tidak. Insyaallah kami akan tetap berjuang bersama-sama menyelesaikan segala permasalahan rob,” tegas Menteri Dody, dalam keterangan tertulis, Senin (16/6).
Pernyataan tersebut menandai keseriusan pemerintah dalam menanggulangi bencana rob secara sistematis dan berkelanjutan. Proyek Giant Sea Wall diproyeksikan menjadi infrastruktur pelindung paling vital bagi wilayah-wilayah padat penduduk dan sentra ekonomi di sepanjang pesisir utara Jawa, mulai dari Banten hingga Gresik. Ancaman rob yang makin intens akibat perubahan iklim ekstrem dan penurunan muka tanah telah menjelma menjadi tantangan nyata yang tak bisa diabaikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kita tahu bahwa rob ini sudah lama karena memang kondisi dunia sedang begini, suhu dunia sedang naik, perubahan iklim, dan penurunan tanah sehingga terjadi rob. Oleh karena itu, setelah dilantik Presiden Prabowo langsung menginstruksikan kepada para menteri untuk memikirkan Giant Sea Wall dari Banten hingga Gresik,” kata Dody menjelaskan urgensi proyek ini.
Dody juga menggarisbawahi bahwa perhatian Presiden Prabowo terhadap isu rob bukanlah hal yang baru. Sebaliknya, sudah tertuang dengan jelas dalam visi dan misi Presiden sejak masa kampanye. Dengan demikian, langkah untuk membangun Giant Sea Wall adalah janji yang kini sedang bergerak menuju realisasi.
“Ini bukan semata proyek fisik, tetapi simbol negara hadir dan bertindak melindungi rakyatnya dari ancaman nyata yang makin dekat. Giant Sea Wall akan menjadi warisan infrastruktur besar yang melindungi generasi kini dan mendatang,” ujar Dody.
Sebagai bagian dari langkah strategis, pemerintah juga tengah mempersiapkan pembentukan Badan Otorita Tanggul Laut Pantai Utara Jawa, sebuah lembaga khusus yang akan mengoordinasikan, mengelola, dan memastikan pembangunan serta pengoperasian Giant Sea Wall berjalan secara terintegrasi dan berkelanjutan.
Badan otorita ini diharapkan dapat mempercepat proses penanganan dan perlindungan wilayah pesisir dari Jakarta hingga Semarang, termasuk daerah-daerah kritis seperti Demak yang kerap terdampak parah oleh rob.
“Jika tidak diantisipasi dari sekarang, wilayah Pantura bisa terus-menerus mengalami krisis ekologis dan sosial. Giant Sea Wall adalah salah satu instrumen besar negara untuk menyelamatkan masa depan. Kami serius, dan kami ingin masyarakat tahu bahwa pemerintah tidak tinggal diam,” tambah Dody.
Di tengah tantangan anggaran dan prioritas pembangunan lain yang tak kalah mendesak, pemerintah tetap berkomitmen untuk menjadikan proyek tanggul laut ini sebagai agenda penting nasional.
“Kita sedang bicara tentang benteng peradaban. Bukan soal beton semata, tapi tentang bagaimana kita membentengi tanah air dari gempuran zaman dan iklim. Giant Sea Wall adalah bentuk nyata dari kepemimpinan yang berpihak pada rakyat pesisir,” pungkasnya. (edric)
— idj / idj —







