Maritim Indonesia — PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IDX: IPCM) menorehkan kinerja impresif pada awal tahun 2025. Dalam laporan keuangan yang dirilis untuk periode yang berakhir pada 31 Maret 2025, IPCM membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 21,15% secara tahunan (YoY), menjadi Rp355,41 miliar dari sebelumnya Rp293,37 miliar.
Tidak hanya itu, laba bersih juga meningkat signifikan sebesar 14,85% YoY, dari Rp38,51 miliar menjadi Rp44,24 miliar. Kontribusi terbesar masih datang dari lini utama bisnis perusahaan, yakni jasa pelayanan kapal yang menyumbang Rp343,97 miliar atau 96,78% dari total pendapatan.
Angka ini mencerminkan peningkatan signifikan sebesar 21,17% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, pendapatan dari jasa pengangkutan dan layanan lainnya tercatat sebesar Rp11,44 miliar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Secara lebih rinci, pendapatan dari jasa pelayanan kapal tersebut terdiri atas pelabuhan umum sebesar Rp151,93 miliar, Terminal Khusus (Tersus) sebesar Rp130,53 miliar, dan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) sebesar Rp61,51 miliar. Dua segmen terakhir menunjukkan pertumbuhan yang mencolok: Tersus tumbuh 41,89% dan TUKS meningkat 9,78% secara YoY.
Capaian ini menjadi bukti nyata atas keberhasilan IPCM dalam mendorong volume bisnis di berbagai segmen layanan strategisnya. Kinerja keuangan yang kuat juga dibarengi dengan pertumbuhan aset.
Total aset IPCM naik sebesar 3,16%, dari Rp1,6 triliun pada akhir tahun 2024 menjadi Rp1,7 triliun pada kuartal I 2025 — memperkuat struktur keuangan perusahaan untuk menopang ekspansi jangka panjang.
Optimisme dan Komitmen di Tengah Tantangan Global
Direktur Utama IPCM, Shanti Puruhita, mengungkapkan keyakinannya atas prospek kinerja IPCM ke depan.
“Di tengah situasi ekonomi global yang penuh tantangan, kami optimis di tahun 2025 ini kinerja IPCM bisa lebih baik. Kami akan terus menjaga fundamental perusahaan yang kuat, sekaligus memperkuat komitmen kami untuk memberikan layanan terbaik. Melalui optimalisasi pelayanan, peningkatan kesiapan armada dan crew, perawatan kapal yang lebih efisien, serta kerja sama yang lebih erat dengan mitra,” jelas Shanti.
Tak hanya itu, IPCM juga berkomitmen pada pembangunan kapal baru serta penerapan pola kerja yang mengutamakan keselamatan sebagai fondasi dalam memberikan kepuasan penuh bagi pengguna jasa.
Mengawali tahun 2025, IPCM mulai mengoperasikan layanan penundaan kapal di Pelabuhan Tarakan — sebuah langkah ekspansif untuk memperluas jangkauan layanan dan mendukung kelancaran logistik nasional, khususnya di wilayah Indonesia Timur. Tak berhenti di situ, pada 28 April 2025, IPCM menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Badan Usaha Pelabuhan PT Sekawan Terminal Samudera (PT STS).
Kerja sama ini mencakup penyediaan layanan kapal dan sub-unit usaha terkait, dengan fokus optimalisasi jasa pemanduan dan penundaan kapal di area Ship to Ship (STS) Ambang Luar Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan.
Sejalan dengan arah pembangunan berkelanjutan, IPCM terus mendorong inisiatif ramah lingkungan dalam operasionalnya. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah pengembangan pemanfaatan shore connection – teknologi yang memungkinkan kapal menggunakan pasokan listrik saat bertambat di dermaga.
“Pemanfaatan shore connection ini dapat memenuhi kebutuhan pasokan listrik di kapal saat idle atau bertambat di dermaga (tidak operasi), sehingga disamping menghemat biaya BBM juga mengurangi emisi karbon dari armada tersebut,” pungkas Shanti.
Dengan kombinasi strategi pertumbuhan, komitmen terhadap keberlanjutan, serta sinergi yang terus dibangun bersama mitra, IPCM menatap 2025 dengan penuh optimisme untuk terus mengarungi peluang di industri kepelabuhanan nasional. (ire djafar)