Maritim Indonesia — Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan melalui Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Pulau Baai terus memperkuat konektivitas Pulau Enggano dengan daratan utama Bengkulu. Komitmen ini merupakan bagian dari pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembangunan dan Normalisasi Transportasi di Pulau Enggano.
Kepala KSOP Kelas III Pulau Baai Bengkulu, Petrus Chistanto Maturbongs mengungkapkan pada hari ini, Selasa (1/7), KSOP Kelas III Pulau Baai kembali mengerahkan dukungan penuh dalam pelaksanaan rede transport (langsiran) KMP Pulau Telo, yang sehari sebelumnya (30/6) bertolak dari Pelabuhan Enggano pukul 16.00 WIB dan tiba di Pelabuhan Pulau Baai pada pukul 06.00 WIB dengan membawa 212 penumpang.
“Untuk KMP Pulau Telo, kami juga berkoordinasi dengan BPTD dan stakeholder lainnya agar proses rede transport berjalan lancar dan pelayanan masyarakat tidak terganggu,” ungkap Petrus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Untuk mendukung proses langsiran, dua kapal negara dikerahkan, yakni KN. P.359 (kelas III) dan KN. P.5262 (kelas V). Kegiatan ini melibatkan sinergi lintas instansi, antara lain BPTD Bengkulu, Dinas Perhubungan Provinsi Bengkulu, TNI AL, Basarnas, dan Polairud, guna memastikan proses embarkasi dari kolam pelabuhan ke dermaga berjalan aman dan lancar.
Dia menegaskan bahwa pihaknya selalu memastikan layanan transportasi laut tidak pernah berhenti untuk melayani masyarakat Enggano meski tengah terjadi kondisi pendangkalan.
“Pelayanan kami lakukan dengan penyesuaian-penyesuaian di lapangan termasuk rede transport ini,” tegasnya.
Selain itu, KSOP Pulau Baai juga terus mengintensifkan pengawasan terhadap progres pengerukan alur pelayaran oleh Pelindo. Pengawasan dilakukan secara langsung di lapangan melalui inspeksi (uji petik) untuk memastikan seluruh pekerjaan memenuhi standar keselamatan dan keamanan pelayaran.
“Kami maksimalkan pelayanan, baik dari sisi pengawasan pengerukan alur pelayaran maupun terhadap masyarakat di Pulau Enggano agar tetap terhubung dengan daratan utama. Pembukaan alur ditargetkan pada awal Juli ini, sehingga saat ini kami kebut pekerjaan dengan harapan cuaca tetap kondusif,” ungkap Petrus.
Sementara itu, Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kelas III Wilayah Bengkulu, Dinda menjelaskan bahwa jadwal pelayaran perintis KMP Pulau Telo yang semula dua kali seminggu saat ini dikurangi menjadi satu kali akibat pendangkalan alur.
“Oleh karena itu, anggaran subsidi pelayaran sebagian dialokasikan untuk mendukung penyediaan BBM bagi kapal negara yang digunakan dalam proses langsiran. Sebelumnya, kebutuhan BBM telah dibantu oleh KSOP dan Pelindo,” ujar Dinda.
Seluruh langkah ini merupakan implementasi langsung dari Inpres 12/2025, yang menekankan pentingnya normalisasi alur pelayaran di Pelabuhan Pulau Baai, kelancaran konektivitas Enggano–Bengkulu, serta terjaminnya pasokan logistik, pangan, dan BBM.
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut menegaskan bahwa koordinasi dan kolaborasi antar subsektor Kementerian Perhubungan serta bersama stakeholder lainnya akan terus dioptimalkan demi mewujudkan layanan transportasi laut yang andal, aman, dan berkelanjutan bagi masyarakat Pulau Enggano. (fa)
— idj / idj —