Maritim Indonesia – Kedatangan Sekretaris Jenderal International Maritime Organization (IMO), Arsenio Dominguez, ke Jakarta guna menghadiri Indonesia Maritime Week (IMW) 2025 menjadi momentum penting dalam memperkuat posisi Indonesia di panggung maritim global.
Dalam sambutannya sebagai Pembicara Utama pada pembukaan IMW 2025 di Jakarta International Convention Centre (JICC), Senin (26/5), Dominguez menyampaikan, bahwa Kawasan Asia, termasuk Indonesia, adalah pusat industri maritim dunia—dari pelayaran, pembangunan kapal, hingga penyediaan pelaut dan Indonesia telah menunjukkan kepemimpinan yang nyata dalam isu-isu strategis maritim, seperti dekarbonisasi sektor pelayaran, investasi pada infrastruktur pelabuhan berkelanjutan, serta pengembangan energi alternatif dan digitalisasi maritim.
“Indonesia jelas menjadi teladan dalam transformasi maritim global. Komitmennya dalam mewujudkan konektivitas, keberlanjutan, dan dekarbonisasi maritim menunjukkan langkah nyata menuju masa depan pelayaran yang berkelanjutan,” ujar Dominguez
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
IMO sendiri menurut Dominguez telah melangkah maju melewati strategi GHG 2023 untuk mencapai dekarbonisasi sektor pelayaran pada 2050. Target awal penurunan emisi sebesar 20–30% pada tahun 2030 dinilai realistis dan dapat tercapai berkat peningkatan efisiensi yang telah dilakukan lebih dari satu dekade terakhir.
Selain dekarbonisasi, IMO menurut Dominguez juga menyoroti pentingnya digitalisasi pelayaran, melalui strategi maritim digital global, keselamatan dan keamanan, termasuk pengembangan teknologi otomasi kapal, serta peningkatan pelatihan pelaut, untuk menjawab tantangan kurangnya tenaga kerja terampil di tengah transformasi sektor maritim.
Sekjen IMO menegaskan bahwa keberlanjutan bukan sekadar slogan, melainkan agenda nyata yang harus diwujudkan melalui kolaborasi antar negara dan industri. Oleh karena itulah, hari Maritim Dunia tahun ini mengambil tema “Our Ocean, Our Opportunities, Our Obligations”, yang menekankan ajakan IMO kepada seluruh pemangku kepentingan untuk terus bekerja sama menciptakan masa depan maritim yang hijau, aman, dan inklusif.
“Dekarbonisasi, peningkatan keselamatan dan keamanan terutama pada masa yang kita jalani saat ini memang penuh tantangan, namun juga menciptakan peluang dalam menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan partisipasi negara-negara seiring dengan perkembangan sektor maritim,” tukasnya.
Courtesy Call dengan Menteri Perhubungan
Dalam kunjungannya ke Indonesia, Dominguez juga menyempatkan diri untuk melakukan pertemuan/Courtesy Call dengan beberapa Kementerian/Badan terkait, antara lain Kementerian Luar Negeri, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), serta Kementerian Perhubungan.
Turut mendampingi Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi pada pertemuan yang dilangsungkan di Kantor Menteri Perhubungan Selasa sore (27/5), Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Muhammad Masyhud mengatakan, bahwa pertemuan ini menandai penguatan kerjasama antara Indonesia dan IMO dalam mendukung pembangunan maritim global yang berkelanjutan, aman dan inklusif.
Dalam pertemuan yang berlangsung hangat dan produktif tersebut, Kementerian Perhubungan, ungkap Masyhud, menyampaikan apresiasi atas dukungan IMO terhadap penyelenggaraan Indonesia Maritime Week, dan menekankan bahwa sebagai Anggota Dewan IMO Kategori C Periode 2024-2025, Indonesia terus berkomitmen untuk meningkatkan kemampuan administrasi maritimnya sambil secara aktif berkontribusi pada tujuan strategis IMO.
“Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia berkomitmen untuk memperkuat sektor maritim dengan meningkatkan standar keselamatan, mendukung praktik berkelanjutan, berinvestasi dalam keterampilan dan pelatihan SDM maritim, serta mendukung kesetaraan gender di sektor maritim,” terang Masyhud.
Upaya ini, lanjutnya, sejalan erat dengan visi pembangunan nasional Presiden Prabowo, ASTA CITA, yang menempatkan penekanan kuat pada peningkatan ketahanan maritim sebagai prioritas nasional.
Komitmen Terhadap Net-Zero Carbon 2060
Pada Pertemuan tersebut, Masyhud menjelaskan, Indonesia kembali menegaskan komitmennya untuk mencapai emisi nol bersih di sektor maritim pada tahun 2060 atau lebih awal, sejalan dengan strategi Gas Rumah Kaca (GRK) IMO yang Direvisi dan Strategi Iklim Nasional Indonesia.
“Tujuan ini dapat dicapai antara lain dengan cara modernisasi kapal, penggunaan bahan bakar alternative, pengimplementasian Pasokan Listrik Darat (OPS) di Pelabuhan, serta menerapkan strategi untuk mengurangi emisi GRK,” jelas Masyhud.
Lebih lanjut, Masyhud mengungkapkan, sejak tahun 2014, Indonesia juga telah menerapkan Program Biodiesel Mandatori, yang baru-baru ini menaikkan tingkat pencampuran menjadi 35% (B35).
“Selain itu, kami juga menambah kapasitas Pembangkit Listrik Terbarukan kami, yang mencapai pertumbuhan rata-rata 5% per tahun, meskipun menghadapi tantangan dalam mendapatkan pendanaan,” tambahnya.
Kemudian, disampaikan pula bahwa Indonesia juga mendapatkan kehormatan untuk menjadi salah satu dari Sembilan Negara Mitra dalam program IMO GreenVoyage2050, yang mendukung negara-negara berkembang dalam memangkas emisi GRK dari sektor maritim.
“Kami berharap dapat memperdalam kolaborasi dengan IMO dalam berbagai inisiatif terkait dekarbonisasi. Kami menyambut baik bantuan yang diberikan, baik bantuan teknis, sharing pengetahuan serta capacity building untuk mempercepat peralihan menuju pelayaran rendah emisi dan nol karbon,” tukas Masyhud.
Masyhud beranggapan, kunjungan Sekjen IMO ini tidak hanya mencerminkan pengakuan atas peran strategis Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, tetapi juga menjadi bagian krusial dari upaya diplomasi Indonesia dalam mempersiapkan pencalonannya kembali sebagai Anggota Dewan IMO Kategori C untuk periode 2026–2027.
“Kunjungan ini adalah momentum penting untuk menunjukkan bahwa Indonesia bukan hanya peserta, tetapi aktor kunci dalam membentuk masa depan maritim dunia,” tegasnya.
Sebagai informasi, Arsenio Dominguez saat ini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal International Maritime Organization (IMO) untuk periode 2024–2027. Sebelum menjabat sebagai Sekretaris Jenderal, Dominguez memimpin Marine Environment Division IMO pada tahun 2022–2023, setelah sebelumnya menjabat sebagai Director of the Administrative Division (2020–2022) dan Chief of Staff di Kantor Sekretaris Jenderal IMO (2017–2020). Pengalaman diplomatiknya diperkuat melalui perannya sebagai Duta Besar dan Wakil Tetap Panama untuk IMO pada periode 2014–2017.
Sebelum bergabung secara penuh dengan IMO, Dominguez berkarier di Panama Maritime Authority, sebagai Kepala Kantor Regional Teknis dan Dokumentasi untuk Eropa dan Afrika Utara (1998–2014). Di awal kariernya, beliau juga memiliki pengalaman teknis sebagai Drydock Assistant Manager di Braswell Shipyard dan Port Engineer di Armadores del Caribe di Panama pada tahun 1996–1998. (fa)
idj / idj