Maritim Indonesia – Dermaga Pulau Damar, Pondok Dayung, Jakarta Utara, menjadi tempat pelaksanaan ujian kesiapan dan profesionalisme unsur kapal perang dalam ajang Penilaian Kandidat KRI Teladan Tahun 2025. Salah satu kapal kebanggaan jajaran Pusat Hidro-oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal), KRI Dewa Kembar-932, menjadi kandidat utama yang dinilai dalam kegiatan yang penuh disiplin dan semangat juang ini, pada Selasa (8/7).
Kegiatan penilaian ini dipimpin langsung oleh Kolonel Laut (P) Fajar Hernawan dari Disopslatal selaku Ketua Tim Penilai KRI TNI AL, didampingi tim penilai lainnya yang terdiri dari para perwira profesional dengan standar tinggi. Penilaian dilaksanakan secara menyeluruh, mencakup berbagai aspek kesiapan operasional, materiil, personel, serta kebersihan dan kerapihan kapal.
Tak tanggung-tanggung, seluruh aspek tersebut diuji lewat sejumlah peran tempur dan kesiapsiagaan yang menjadi tolok ukur utama profesionalisme kapal perang modern.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mulai dari peran persiapan kapal berlayar dan bertempur, peran muka belakang, peran parade, peran pemanduan, penutupan pintu-pintu kedap air, hingga peran melewati medan ranjau, cuaca buruk, sampai dengan peran peninggalan, seluruh skenario dijalani dengan penuh semangat dan koordinasi tinggi.
“Kapal perang yang hebat bukan hanya soal mesin dan senjata, tapi juga soal ketangguhan manusia di dalamnya,” tegas Kolonel Laut (P) Fajar Hernawan dalam arahannya.
Program penilaian KRI Teladan ini merupakan bagian dari upaya pembinaan profesionalisme prajurit TNI AL, sekaligus untuk meningkatkan standar operasional Kapal Perang Republik Indonesia (KRI).
Tujuannya jelas, yaitu untuk memastikan setiap unsur KRI selalu berada dalam kondisi siap tempur dan siap mendukung tugas pokok TNI AL kapan pun dan di mana pun dibutuhkan.
“Siap tempur bukan hanya slogan. Ia adalah napas keseharian prajurit laut yang ditempa disiplin dan loyalitas,” ujar salah satu anggota tim penilai.
Tak hanya menjadi ajang evaluasi, penilaian ini juga berfungsi sebagai wahana kompetisi sehat antar satuan KRI, dalam mencapai standar tertinggi sebagai kapal perang yang teladan dan membanggakan bagi bangsa.
Sebelumnya, penilaian juga telah dilaksanakan terhadap kandidat KRI Teladan lainnya dari Pushidrosal, yakni KRI Spica-934, yang juga dinilai oleh Tim dari Disopslatal.
“Setiap kapal perang adalah wajah TNI AL. Menjadi teladan bukan pilihan, tapi kewajiban,” ucap salah satu perwira Pushidrosal yang turut mendampingi kegiatan.
Penilaian ini bukan hanya soal pencapaian, tapi juga tentang integritas, disiplin, dan dedikasi tak kenal lelah dalam menjaga lautan nusantara. Dengan semangat Jalesveva Jayamahe, KRI Dewa Kembar-932 menapaki satu lagi babak penting dalam sejarah pengabdiannya. (ire djafar)