
Maritim Indonesia — Dewan Pengurus Cabang Indonesia National Shipowners Association Jakarta Raya (DPC INSA Jaya) mengadakan kegiatan bertajuk “Ngobrol Pagi Bareng Mitra Kerja Pelabuhan Tanjung Priok” yang berlangsung di Sekretariat INSA Jaya, Kamis (17/7).
Acara ini menjadi ruang dialog terbuka dan santai antara para pelaku usaha pelayaran dan pemangku kepentingan pelabuhan.
Hadir dalam kegiatan ini perwakilan dari berbagai instansi dan mitra kerja strategis, antara lain Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjung Priok, Manajemen Pelindo Regional 2 Tanjung Priok, PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM), PPOP Jaya, PT ATS Nugratama, serta perwakilan dari Lembaga Perbankan (Bank BNI).
Sekretaris INSA Jaya, M Erwin Y Zubir, memandu jalannya diskusi yang berlangsung dalam suasana santai namun penuh makna. Dalam diskusi tersebut, berbagai “curhatan” dan realitas lapangan disampaikan oleh peserta sebagai bentuk refleksi bersama untuk mencari solusi konkret.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Acara ini bukan hanya ajang temu, tapi wadah kolaborasi dan saling terbuka menyampaikan uneg-uneg. Dari yang paling teknis, hingga yang menyangkut sistemik, semua kita bahas dengan spirit membangun,” ujar Erwin.
Beberapa isu strategis yang menjadi sorotan mencakup prosedur layanan kapal saat sandar, termasuk penegasan terhadap peran dan fungsi Agen Kapal, serta pentingnya penanganan limbah kapal yang sesuai prosedur, demi menjaga aspek lingkungan dan kepatuhan terhadap regulasi pelabuhan.
Tak kalah penting, diskusi juga menyoroti komitmen terhadap layanan pelabuhan 24/7, serta kejelasan dalam sistem billing layanan kapal di Pelabuhan Tanjung Priok.
Ketua INSA Jaya, Andi S Patonangi, menegaskan pentingnya disiplin dan kepatuhan operasional di lapangan. Ia menyoroti hal-hal teknis namun krusial yang kerap terjadi, seperti persoalan on deck.
“Jangan sampai ada on deck yang muatannya dinaikkan ke kapal tetapi di luar peruntukannya, karena hal ini bisa membahayakan aspek keselamatan kapal,” tegas Andi.
Andi juga menambahkan bahwa dialog semacam ini akan terus dilakukan secara berkala untuk membangun kolaborasi nyata yang tidak hanya reaktif, tapi juga proaktif dalam mengantisipasi potensi persoalan.
“Kami ingin pelabuhan Tanjung Priok menjadi model praktik terbaik, di mana sinergi antar pemangku kepentingan menjadi kekuatan utama dalam memberikan layanan yang aman, cepat, dan berstandar tinggi,” tambahnya.
Acara “Ngobrol Pagi” ini mencerminkan semangat keterbukaan dan kolaborasi antarpelaku industri pelabuhan untuk menghadirkan solusi konkret dari bawah, langsung dari suara lapangan. (ire djafar)