Pembangunan MRT Jalur Timur-Barat Dimulai, Kemenhub Serahkan Dokumen Basic Engineering Design ke Pemprov DKI Jakarta

- Pewarta

Monday, 7 August 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Maritim Indonesia — Kementerian Perhubungan memastikan dimulainya pembangunan MRT jalur timur-barat (MRT Jalur Timur-Barat). Hal ini ditandai dengan penyerahan Dokumen Basic Engineering Design (BED) MRT Jalur Timur-Barat (East-West) Fase 1 Tahap 1 kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, di Jakarta, Senin (7/8).

Dokumen BED diserahkan langsung oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi kepada Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.

Penyerahan BED hari ini merupakan salah satu milestone bagi perkembangan transportasi massal berbasis rel di Indonesia, khususnya di Provinsi DKI Jakarta. Hal ini diharapkan memberikan dampak positif untuk perkembangan kemajuan masyarakat pada masa yang akan datang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menhub menegaskan, proyek MRT Jalur Timur-Barat merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang harus dikawal bersama-sama.

“Saya titipkan proyek ini kepada Direktorat Jenderal Perkeretaapian selaku pembina sektor perkeretaapian untuk mengkoordinasikan dengan stakeholder terkait, termasuk Pemprov DKI Jakarta,” kata Menhub Budi.

Lebih lanjut, Budi berpesan agar setelah dokumen BED diserahkan, Pemprov DKI Jakarta dapat segera menunjuk institusi di bawah kendali dan kewenangannya untuk melaksanakan pembangunan proyek.

Menurut Budi, hal ini perlu dilakukan agar pembangunan dapat segera dilakukan sebagaimana arahan dari Presiden Joko Widodo.

“Kementerian Perhubungan akan terus mendukung implementasi pengembangan transportasi massal berbasis rel bersama-sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Diharapkan groundbreaking dapat
dilakukan pada bulan Agustus 2024,” tegas Menhub Budi.

Pada kesempatan yang sama, Heru Budi Hartono menyampaikan, Presiden RI telah memberi arahan agar MRT Jalur Timur-Barat menggunakan skema pembangunan yang serupa dengan MRT Jalur Utara-Selatan.

“Berkaca pada kesuksesan atas keberhasilan pembangunan, pengoperasian dan pengusahaan MRT Jalur Utara-Selatan, dan mempertimbangkan kesinambungan pembangunan transportasi perkeretaapian perkotaan yang harus sejalan dengan pembangunan di Kawasan Jabodetabek, maka MRT Jalur Timur-Barat ini perlu terus dipastikan keberlangsungannya,” ujar Heru.

Saat ini MRT Jalur Utara-Selatan sudah beroperasi sepanjang 16 kilometer (km) dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI, dengan rata-rata penumpang harian telah mencapai 100.000 per hari. Selain penyelenggaraan MRT, Pemprov DKI Jakarta juga telah memberikan mandat kepada PT MRT Jakarta (Perseroda) untuk melakukan pengelolaan dan pengembangan Kawasan Beroritentasi Transit (TOD – Transit Oriented Development) pada MRT Jalur Utara-Selatan.

“Kami berharap dengan pengembangan jalur MRT Jakarta Fase 3 akan mendukung perkembangan transportasi publik perkeretaapian yang berdampak luas bagi masyarakat DKI Jakarta dan sekitarnya,” ujar Heru.

Sebagai informasi, MRT Jalur Timur-Barat merupakan inisiatif bersama antara Kementerian Perhubungan Republik Indonesia dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Pembangunan ini merupakan bagian dari pengembangan jaringan MRT Jalur Utara–Selatan yang merupakan tulang punggung jaringan transportasi massal berbasis rel di DKI Jakarta dan kawasan penyangga di sekitarnya.

Saat ini telah dicapai konsensus kelembagaan MRT Timur Barat Fase 1, yang merupakan replika dari skema MRT Utara-Selatan yaitu, Kementerian Perhubungan sebagai Executing Agency, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai Implementing Agency dan PT MRT Jakarta (Perseroda) sebagai Sub-Implementing Agency, serta menerapkan skema pembiayaan on-granting on-lending.

Pada Fase 1 Tahap 1 ini, pengembangan MRT koridor Timur-Barat akan meliputi jalur dari Tomang sampai dengan Medan Satria. Jika keseluruhan koridor sudah tersambung, maka koridor ini akan membentang sepanjang 90 km dari Balaraja di Tangerang hingga Cikarang, serta melintasi tiga provinsi, dua kabupaten,
dan tiga kota. (ire djafar)

Berita Terkait

H-10 Lebaran, Pemudik Lewat Pelabuhan Pelindo Tembus 300 Ribu Orang
Sobat Aksi Ramadan 2025, Wujud Kehadiran Pelindo di Tengah Masyarakat Padang dan Bandung
Meningkatkan Efisiensi TRT: Tantangan dan Solusi bagi Sopir Truk di TPK Koja
Kebijakan WFA Dimulai, Pemudik Lebaran H-9 dengan Kapal PELNI Melonjak 190 persen dari Tahun Lalu
Tak Ada Lagi Tarif Sepihak! KSOP Waingapu Pastikan Keadilan bagi Penumpang
Kunjungi Pelabuhan Balikpapan, Dirut Pelindo Pastikan Kelancaran Operasional dan Berbagi Kebahagiaan dengan Masyarakat Sekitar
Pelindo Regional 2 Siap Kawal Arus Mudik 2025, dari Posko Terpadu hingga Pelabuhan Alternatif
Talenta Terbaik IPCC Raih Gelar Bergengsi “Best Suggestion System of Logistic Vendor” TMMN

Berita Terkait

Sunday, 23 March 2025 - 08:35 WIB

H-10 Lebaran, Pemudik Lewat Pelabuhan Pelindo Tembus 300 Ribu Orang

Sunday, 23 March 2025 - 08:24 WIB

Sobat Aksi Ramadan 2025, Wujud Kehadiran Pelindo di Tengah Masyarakat Padang dan Bandung

Sunday, 23 March 2025 - 07:44 WIB

Meningkatkan Efisiensi TRT: Tantangan dan Solusi bagi Sopir Truk di TPK Koja

Sunday, 23 March 2025 - 06:13 WIB

Kebijakan WFA Dimulai, Pemudik Lebaran H-9 dengan Kapal PELNI Melonjak 190 persen dari Tahun Lalu

Saturday, 22 March 2025 - 14:51 WIB

Tak Ada Lagi Tarif Sepihak! KSOP Waingapu Pastikan Keadilan bagi Penumpang

Berita Terbaru