
Maritim Indonesia — Inampa (Indonesian Maritime Pilots Association) terus bertransformasi dalam menghadapi persaingan pemanduan kapal. Di usia 20 tahun ini, Inampa berubah dari organisasi profesi pemandu kapal menjadi penasehat kemaritiman kepada dunia (Maritime Advisor to The World).
“Inampa hari ini melakukan transformasi, yaitu transformasi dari sekedar organisasi profesi perwira pandu maritim menjadi apa yang kita sebut sebagai maritime advisor to the world, yang mana semua masalah – masalah yang timbul tentang kemaritiman khususnya secara domestik, itu kita angkat dengan cara melakukan seminar, fgd, workshop atau apapun itu yang bertujuan untuk menghimpun semua permasalahan dari berbagai stakeholder,” kata President Inampa Parsoroan Herman Harianja di acara Focus Group Discussion (FGD) Nasional yang dilaksanakan oleh Inampa dengan tema ‘Menciptakan Layanan Pemanduan & Penundaan Kapal Dalam Negeri yang Excellent dengan Tarif yang Kompetitif’, di Sunlake Hotel Sunter Jakarta, Rabu (29/11).
“Hari ini Inampa akan membuat satu rumusan yang mana, rumusan inilah nantinya yang akan kita serahkan kepada pemerintah manakala kebijakan itu nanti outputnya adalah hasil dari pemerintah,” lanjut Herman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dia menambahkan, kalaupun outputnya nanti tidak berhubungan dengan pemerintah katakan dengan organisasi profesi atau organisasi bisnis, maka Inampa akan berperan sebagai link atau konektor.
“Kita berharap, dengan adanya penyesuaian tarif pemanduan domestik ini, akan ikut serta memberikan dampak yang positif dan konsuktif kepada seluruh perwira pandu maritim yang melakukan pemanduan kapal di negara Indonesia ini,” jelas Herman.
Tujuannya apa, lanjutnya, agar tidak terjadi deviasi, sedangkan yang namanya keselamatan itu tidak bisa dinegosiasi. Terkait itu Inampa berharap bahwa bisa berkolaborasi antara pengguna jasa agar tarif pemanduan bisa disesuaikan dengan kondisi market.
“Kita bisa membayangkan seperti dalam konteks katakan beberapa BUP BUMN hampir semua pemanduan yang domestik itu tidak akan mendapatkan keuntungan, untuk mendapatkan cost recovery saja sangat sulit,” ungkapnya.
Atas hal tersebut Inampa berharap ada kebijakan bersama, Inampa juga akan fair, yang mana ketika penyesuaian tarif bisa disesuaikan Inampa dengan perwira pandunya juga harus memberikan layanan yang optimal dan profesional, tidak boleh lagi ada keterlambatan.
Lebih jauh dijelaskan Herman, sesuai penyampaian anggota Inampa yang dari Batam, bahwa terdapat persyaratan 2000 house power yang disampaikan dalam peraturan atau undang – undang. Sedangkan kondisi mereka khusus yang di Batam, jika menyiapkan dua kapal itu sudah lebih dari 2000 dengan kapasitas ada yang 1200, 1500 atau 750 per unit kapal.
“Hal-hal yang seperti itu seharusnya ditampung, tidak perlu menunggu perubahan, kita berharap segera ada kebijakan, sepanjang itu memenuhi kebijakan, go, karena mereka juga mau berkorban, contohnya seperti misalnya walaupun memberikan 2 (dua) kapal tunda demi untuk memberikan keselamatan tadi, mereka bersedia dibayar 1 (satu), sudah sangat luar biasa pengorbanan teman-teman disana dan harus diapresiasi,” tutur Herman.
“Makanya regulasi kita itu harus elastis dalam artian penyesuaian tarif segera disesuaikan dengan kondisi market, tidak bertele-tele dan tidak ribet,” tambahnya.
Sebagai President Inampa, dia sangat berharap perwira pandu maritim bisa sejahtera. Sebab jika itu terjadi, maka tentunya perwira pandu maritim itu akan disiplin dalam memberikan layanan, dan dalam memberikan layanan tetap menerapkan yang namanya punishment and reward. Bagi mereka yang berprestasi akan terus kita tingkatkan, dan bagi mereka yang tidak konsisten memberikan layanan yang baik akan diberikan punishment.
“Inampa baru saja selesai mengikuti Kongres Asia Pasifik di Korea, ini berarti kolaborasi Inampa semakin besar dan tahun depan Inampa akan berbicara di Forum Internasional di Rotterdam dan disana Indonesia akan menghadirkan 3 (tiga) pembicara yakni dari Subholding Pelindo Jasa Maritim (SPJM) yang akan berbicara tentang pemanduan di Selat Malaka, Pertamina Port and Logistics yang akan menjelaskan bagaimana mereka menghandel kapal-kapal khusus migas, dan dari Terminal Teluk Lamong yang akan menjelaskan bagaimana mereka menghandel maritime safety pemanduan dan penundaan kapal yang ada di lingkungan terminalnya sendiri. Negara lain bisa, kita juga harus bisa seperti apa yang mereka lakukan,” kata Herman.
Dikatakan juga, sejak tahun 2017 hingga saat ini Inampa adalah members Internasional Maritime Pilots’ Association. Dan tahun 2026 Indonesia akan menjadi tuan rumah untuk Kongres Internasional.
“Kongres hajatan Internasional tersebut akan dilaksanakan di Bali dan akan dihadiri sekitar 2500 peserta dari seluruh dunia,” tutup Herman.
Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub DR. Capt. Antoni Arif Priadi MSc, yang membuka secara zoom FGD Nasional tersebut mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan oleh Inampa.
Diskusi yang berlangsung sangat seru dan memunculkan banyak isu, khususnya soal adanya perbedaan tarif antara pandu tunda untuk kapal asing dan domestik tersebut, menghadirkan nara sumber diantaranya Direktur kepelabuhanan Ditjen Hubla Muhammad Masyhud, Capt. Japie mewakili INSA, Direktur BUP BP Batam Dendi Gustinandar, Capt. Agusman mewakili Dirut SPJM, Sekjen Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat (APBMI) Capt. Korompis, Capt. Aep dari PT Krakatau Bandar Samudera, Capt. Rusdi Iskandar dari ISAA, serta Prof. Raja Oloan Saut Gurning dari ITS. (ire djafar)