
Maritim Indonesia – Sebagai langkah nyata mendukung implementasi rencana aksi Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK) 2025–2026, khususnya pada aspek Digitalisasi Kawasan Logistik Nasional, PT Terminal Teluk Lamong (TTL) resmi menerapkan Terminal Booking System (TBS) mulai 11 Juni 2025. Inisiatif strategis ini hadir untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan operasional terminal melalui pengaturan waktu kedatangan truk berdasarkan kapasitas penanganan yang tersedia.
“Digitalisasi bukan hanya tren, tapi kebutuhan. Dan hari ini, TTL menjawab kebutuhan itu dengan langkah konkret,” ujar David Pandapotan Sirait, Direktur Utama PT Terminal Teluk Lamong.
“Melalui TBS, kami dapat mengelola arus truk secara lebih terencana dan terukur. Hal ini berdampak positif bagi seluruh pemangku kepentingan, sekaligus menjadi solusi digital yang mendukung layanan terminal yang lebih efektif dan efisien,” tegasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjung Perak, Agustinus Maun, menyampaikan bahwa implementasi TBS di TTL merupakan benchmark awal sebelum sistem serupa diterapkan secara penuh di terminal peti kemas lain di Pelabuhan Tanjung Perak.
“Kami menargetkan penerapan penuh TBS di seluruh Pelabuhan Tanjung Perak pada awal November 2025,” ungkap Agustinus.
“Saya mengapresiasi kontribusi, kolaborasi, dan dukungan dari para operator terminal, pelaku usaha truk, serta asosiasi jasa transportasi yang telah memungkinkan implementasi sistem ini,” tambahnya.
TBS adalah sistem digital yang memungkinkan pengguna jasa menjadwalkan kedatangan truk ke terminal dalam slot waktu tertentu (time slot). TTL menyediakan 6 slot waktu per hari, masing-masing berdurasi 4 jam, untuk kegiatan receiving dan delivery peti kemas. Dengan skema ini, pengaturan lalu lintas truk menjadi lebih merata dan terhindar dari penumpukan ekstrem pada jam sibuk.
Data eksisting menunjukkan adanya konsentrasi kedatangan truk di jam-jam tertentu yang menyebabkan antrian panjang, sementara pada waktu lain justru terjadi kekosongan aktivitas.
Dengan TBS, distribusi kedatangan truk menjadi lebih merata dan selaras dengan kapasitas terminal yang tersedia.
“Terminal bukan sekadar tempat bongkar muat, tapi nadi logistik nasional. Dengan pengaturan yang baik, maka efisiensi logistik Indonesia bisa ditingkatkan secara drastis,” ujar salah satu perwakilan pengguna jasa yang turut menyambut baik inisiatif ini.
Penerapan TBS diawali dengan tahap Soft Launching pada 11 Juni 2025, yang memungkinkan pengguna jasa memilih slot waktu saat melakukan pemesanan Job Order. Sistem ini sekaligus membuka jalan menuju transformasi layanan berbasis digital yang lebih terintegrasi.
Efisiensi Nyata, Dampak Luas
Manfaat utama dari TBS sangat nyata dan terukur, antara lain:
– Pemerataan jadwal kedatangan truk & pengurangan penumpukan
– Optimalisasi kapasitas dan produktivitas terminal
– Peningkatan efisiensi waktu dan biaya operasional (TRT/Truck Round Time)
– Pengurangan konsumsi bahan bakar dan polusi akibat kemacetan
– Peningkatan kualitas layanan receiving-delivery, termasuk layanan dual move.
Kolaborasi adalah kunci utama, yang ditandai dengan adanya dukungan yang datang dari para pelaku industri. Klub Logindo Jatim, yang mewakili pelaku usaha angkutan barang di wilayah tersebut, menyambut baik niat TTL untuk mengurai kemacetan di sekitar pelabuhan.
“Kami memahami bahwa tujuan besar dari reformasi logistik ini adalah untuk menciptakan efisiensi dan menurunkan biaya. Namun bila hal-hal teknis tidak dikelola secara detail, ada risiko munculnya biaya tambahan dan menurunnya efisiensi yang diharapkan,” jelas Christin Adni, Ketua DPD Jatim Klub Logindo. Meski begitu, Logindo Jatim tetap menunjukkan sikap positif.
“Kami percaya bahwa perubahan ini adalah langkah ke arah yang lebih baik. Dengan perencanaan yang matang serta kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan, kita dapat menciptakan dampak positif besar bagi dunia logistik, khususnya di Jawa Timur,” tambahnya.
Langkah TTL dalam menerapkan TBS bukan hanya reformasi teknis, melainkan bagian dari visi besar menjadikan pelabuhan Indonesia sebagai simpul logistik yang andal, transparan, dan efisien.
Melalui digitalisasi yang dirancang dengan matang dan kolaborasi yang kuat, TTL membuktikan bahwa masa depan logistik Indonesia sedang bergerak menuju era baru. (ire djafar)