Maritim Indonesia – Dalam upaya meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo Regional 2 melaksanakan Exercise Drill K3 yang merupakan bagian dari komitmen perusahaam untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat. Kegiatan tersebut telah dilaksanakan di kantor PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 2, pada hari Kamis (26/6) baru-baru ini.
Kegiatan Exercise Drill tersebut dilaksanakan oleh tim HSSE Pelindo Regional 2 serta tim tanggap darurat Kantor Pelindo Regional 2 yang berkolaborasi dengan tim Pemadam Kebakaran Pelindo Regional 2 Tanjung Priok dengan skenario simulasi gempa bumi yang mengakibatkan terbakarnya salah satu lantai gedung kantor.
Simulasi yang melibatkan sedikitnya 50 pekerja Pelindo Regional 2 mulai dari lingkup staff sampai petugas Damkar ini, bertujuan untuk mengedukasi para pekerja tentang prosedur evakuasi dan tindakan darurat yang tepat, sehingga dapat merespons dengan cepat dan efektif dalam situasi darurat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain itu, simulasi ini juga dapat berfungsi untuk meninjau kembali keamanan gedung dengan menilai efektivitas rencana evakuasi dan memastikan estimasi waktu evakuasi agar keselamatan kerja dapat terlaksana dengan baik.
Pelaksanaan drill K3 adalah bagian dari upaya perusahaan untuk menumbuhkan budaya keselamatan kerja khususnya di lingkungan Pelabuhan, serta untuk meningkatkan awareness budaya K3 kepada para pekerja meliputi Tertib Safety Patrol, Simulasi Safety Drill, dan Penanggulangan Kebakaran khususnya di lingkungan kerja.
Dalam kegiatan Drill K3 ini para tim tanggap darurat berlatih cara untuk penanganan api dengan menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), evakuasi dan penyelamatan, koordinasi dan komunikasi serta pertolongan pertama pada saat terjadi musibah gempa dan kebakaran.
Senior Manager HSSE Pelindo Regional 2, Frida Ervina Sitorus dalam kutipannya mengatakan, “Secara keseluruhan, simulasi gempa bumi dan kebakaran ini adalah investasi penting dalam keselamatan karyawan dan perlindungan aset perusahaan. Ini tidak hanya membantu dalam kesiapan menghadapi keadaan darurat, tetapi juga meningkatkan kesadaran bahaya serta meningkatkan respons dan koordinasi dalam situasi kritis”. (ire djafar)