Maritim Indonesia – Pelabuhan Tanjung Perak kembali melangkah menuju masa depan logistik yang lebih modern dan efisien. Hari ini, Kamis (7/8), Terminal Petikemas Nilam dan Berlian, yang dikelola oleh PT Terminal Teluk Lamong (TTL), resmi menerapkan Terminal Booking System (TBS) sebagai bagian dari transformasi digital layanan terminal.
Langkah ini memperkuat komitmen TTL dalam menciptakan ekosistem pelabuhan yang transparan, aman, dan terintegrasi berbasis teknologi informasi. Dengan demikian, TBS diyakini akan menjadi game changer dalam pengelolaan arus barang nasional, setelah sebelumnya sukses diterapkan di Terminal Teluk Lamong (TTL).
“TBS ini bukan sekadar kewajiban, tapi harus menjadi budaya baru dalam mendukung kelancaran logistik dan efisiensi layanan,” tegas Agustinus Maun, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Utama Tanjung Perak, dalam sambutannya saat peluncuran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurutnya, sistem ini memungkinkan pengaturan kedatangan truk berdasarkan slot waktu dan kapasitas terminal, sehingga distribusi kendaraan dapat berjalan lebih merata dan terkendali.
“Langkah ini konkret dan terukur. Kami ingin mewujudkan Pelabuhan Tanjung Perak sebagai pelabuhan modern yang sepenuhnya dikelola secara digital, efisien, dan bebas dari praktik korupsi,” lanjut Agustinus.
Agustinus juga memberikan apresiasi kepada PT Terminal Teluk Lamong yang telah menginisiasi dan mengawal penuh proses digitalisasi layanan di TPK Nilam dan TPK Berlian. Ia menegaskan bahwa pihaknya akan terus mendorong seluruh terminal di Pelabuhan Tanjung Perak untuk terintegrasi dalam satu sistem digital yang seragam dan terpusat.
“Ini bukan semata implementasi teknologi, melainkan bagian dari reformasi tata kelola logistik nasional yang telah dicanangkan sejak 2021 oleh Lembaga Percepatan Investasi (LPI) bersama 18 kementerian/lembaga,” ujar Agustinus.
“Salah satu indikator keberhasilannya adalah meningkatnya indeks performa logistik nasional (LPI) serta menurunnya biaya logistik nasional yang saat ini masih berkisar 14,29% dari PDB,” imbuhnya.
Dalam laporan tim teknis dari ILCS, disebutkan bahwa persiapan implementasi TBS sudah dimulai sejak Juli 2025. Kegiatan tersebut meliputi pelatihan untuk perusahaan pelayaran dan operator domestik, serta pendampingan teknis secara langsung di lapangan. Hasilnya, lebih dari 180 permohonan booking tercatat di sistem TBS untuk TPK Nilam dan hampir 500 booking di TPK Berlian pada hari pertama peluncuran, dengan total lebih dari 3.900 kontainer telah dijadwalkan secara sistematis.
Dukungan juga mengalir dari para pelaku usaha pelabuhan, perusahaan truk, dan asosiasi jasa logistik di kawasan Pelabuhan Tanjung Perak yang menyambut baik digitalisasi ini. Mereka menilai bahwa kehadiran TBS adalah solusi nyata atas kemacetan dan ketidakteraturan jadwal bongkar muat selama ini.
David Pandapotan Sirait, Direktur Utama PT Terminal Teluk Lamong, menegaskan bahwa penerapan TBS merupakan bagian dari transformasi besar yang tengah dilakukan oleh TTL untuk menjawab tantangan layanan pelabuhan di era digital.
“Dengan Terminal Booking System ini, kedatangan truk menjadi lebih teratur, waktu tunggu kendaraan di terminal dapat ditekan, dan kemacetan di sekitar pelabuhan bisa diminimalisir,” ujar David.
TTL, kata David, mengadopsi sistem ini di TPK Nilam dan Berlian untuk mengatur ritme distribusi barang dengan lebih presisi dan meningkatkan akurasi pelayanan terminal secara keseluruhan.
“Dengan diterapkannya TBS, tak ada lagi truk parkir sembarangan, tak ada lagi kemacetan mengular di sekitar pelabuhan. TBS hadir sebagai jawaban atas kekacauan logistik yang sering terjadi,” tegas David.
“Semuanya terjadwal, tertib, dan efisien. Inilah gambaran ideal layanan pelabuhan masa depan yang sedang diwujudkan oleh TPK Nilam dan TPK Berlian melalui TBS, sebuah inovasi digital yang menjanjikan kenyamanan bagi pengguna jasa dan lingkungan sekitar,” pungkasnya.
Penerapan Terminal Booking System ini sekaligus menjadi langkah penting dalam menciptakan ekosistem logistik nasional yang unggul, kompetitif, dan adaptif terhadap perkembangan teknologi. (ire djafar)