TTL Luncurkan SOP Berthing Priority: Dorong Efisiensi, Tekan Waiting Time Kapal Curah Kering

- Pewarta

Saturday, 3 May 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Maritim Indonesia – Dalam upaya menghadirkan layanan bongkar muat yang semakin efisien dan kompetitif, PT Terminal Teluk Lamong (TTL) resmi meluncurkan Standard Operating Procedures (SOP) Berthing Priority untuk kapal curah kering.

Penandatanganan SOP tersebut digelar pada Rabu, 30 April 2025, dihadiri oleh Kepala KSOP Utama Tanjung Perak Agustinus Maun, Division Head Operasi Pelindo Regional 3 Johanes Wahyu, serta Direktur Utama PT Terminal Teluk Lamong David P. Sirait.

SOP Berthing Priority ini merupakan lompatan besar dalam sistem penjadwalan tambat kapal. Mekanisme ini mengatur urutan sandar kapal berdasarkan booking yang dilakukan oleh Cargo Owner atau Shipping Agent sebelum atau setelah kapal berangkat dari pelabuhan muat (loading port).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dengan demikian, sistem ini menggantikan metode lama First In First Out (FIFO) atau First In First Serve, yang selama ini dinilai kurang fleksibel dalam menjawab tantangan operasional masa kini.

Dalam sambutannya, Kepala KSOP Utama Tanjung Perak Surabaya Agustinus Maun menyampaikan dukungannya atas inovasi ini.

“Ini merupakan inovasi yang agile, SOP ini efektif untuk menunjang kelancaran operasional di Terminal Teluk Lamong. Inovasi seperti ini perlu terus dilakukan untuk meningkatkan daya saing produk nasional dan memperkuat sistem logistik Indonesia,” ujarnya.

Ia juga berharap SOP ini dapat segera diimplementasikan secara menyeluruh, sehingga proses penyandaran kapal dapat di-planning dengan baik dan kegiatan pandu tunda berjalan lancar dan terkoordinasi.

Sejak dilakukan uji coba pada Oktober 2024, sistem ini telah menunjukkan hasil yang sangat menjanjikan. Data pada jadwal tambat Mei 2025 menunjukkan penurunan drastis pada waktu tunggu tambat kapal (waiting time to berth) dari rata-rata 8,9 hari menjadi hanya 1,6 hari. Angka ini membuktikan bahwa SOP Berthing Priority bukan sekadar inovasi, melainkan solusi nyata untuk efisiensi pelabuhan.

Dari sisi pengguna jasa, manfaat sistem ini pun dirasakan secara langsung. Di antaranya adalah penurunan risiko denda demurrage, efisiensi konsumsi BBM dengan pengaturan kecepatan pelayaran yang lebih tepat, serta potensi memperoleh dispatch dari charterer karena proses bongkar muat yang lebih cepat dan pasti.

Direktur Utama PT Terminal Teluk Lamong, David Pandapotan Sirait, menegaskan bahwa sistem ini merupakan bentuk nyata komitmen TTL untuk memberikan layanan unggul dan efisien bagi seluruh pemangku kepentingan.

“Melalui sistem Berthing Priority yang diterapkan secara transparan, efisien, dan efektif, kapal curah kering di terminal kami mendapatkan kepastian waktu untuk melakukan proses bongkar,” ujarnya.

Lebih jauh disampaikan, TTL juga telah menyiapkan fasilitas pendukung yang mumpuni. Dermaga curah kering sepanjang 250 meter dilengkapi dengan dua unit Grab Ship Unloader (GSU), empat unit Excavator, dua unit Wheel Loader, serta conveyor system yang langsung terhubung dengan gudang penyimpanan.

“Dengan kedalaman perairan mencapai LWS -14 meter dan kapasitas bongkar hingga 4.000 ton per jam, seluruh infrastruktur ini mendukung pelayanan bongkar curah kering yang cepat dan efisien,” jelasnya.

Menurutnya, keberhasilan penerapan SOP ini tentu tidak lepas dari sinergi erat antara regulator, operator, dan pengguna jasa. TTL bersama KSOP Utama Tanjung Perak berkomitmen untuk terus melakukan sosialisasi kepada seluruh pihak terkait demi memastikan implementasi berjalan optimal

“Ke depan, sistem Berthing Priority ini diharapkan dapat direplikasi di terminal lain sebagai langkah strategis dalam memperlancar layanan kapal curah kering. Lebih dari itu, sistem ini berpotensi memberikan kontribusi signifikan dalam menjaga kelancaran distribusi komoditas, menekan biaya logistik, serta menjaga stabilitas harga di wilayah Jawa Timur dan Indonesia secara umum,” pungkas David. (ire djafar)

Berita Terkait

Sinergi Pelindo dan Kemenhub di IMW 2025: Gerbang Baru Investasi Global untuk Maritim Indonesia
Indonesia Kembali Masuk Kategori White List Dalam Tokyo MOU 5 Tahun Berturut-turut
Pelayanan Makin Prima, Terminal Nusantara Pura Pelabuhan Tanjung Priok Hadirkan Fasilitas Nyaman Bagi Penumpang Domestik dan Internasional
Perkuat Layanan Kenavigasian, Disnav Tanjung Priok Edukasi Pelayaran Rakyat Soal PNBP VTS
Selaras Logistik Raih The Best Indonesia SALES MARKETING Award 2025, Bukti Strategi Bisnis Beretika dan Berkelanjutan
Dukung Keselamatan Pelayaran, Kemenhub Teken MoA dengan Penerbit Maritim Dunia untuk Panduan Selat Strategis
Ditjen Hubla Perkuat Budaya Keselamatan Laut di Wilayah Timur Indonesia
Sah, Tugas KKP Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan Resmi Dialihkan ke Ditjen Hubla

Berita Terkait

Sunday, 4 May 2025 - 04:22 WIB

Sinergi Pelindo dan Kemenhub di IMW 2025: Gerbang Baru Investasi Global untuk Maritim Indonesia

Saturday, 3 May 2025 - 12:05 WIB

Indonesia Kembali Masuk Kategori White List Dalam Tokyo MOU 5 Tahun Berturut-turut

Saturday, 3 May 2025 - 09:54 WIB

Pelayanan Makin Prima, Terminal Nusantara Pura Pelabuhan Tanjung Priok Hadirkan Fasilitas Nyaman Bagi Penumpang Domestik dan Internasional

Saturday, 3 May 2025 - 07:12 WIB

Perkuat Layanan Kenavigasian, Disnav Tanjung Priok Edukasi Pelayaran Rakyat Soal PNBP VTS

Saturday, 3 May 2025 - 06:48 WIB

TTL Luncurkan SOP Berthing Priority: Dorong Efisiensi, Tekan Waiting Time Kapal Curah Kering

Berita Terbaru