Maritim Indonesia – Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) menggelar kuliah umum bertajuk “Sea Power Indonesia di Era Indo-Pasifik” yang disampaikan oleh Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetio, Rabu (30/4/2025). Bertempat di ruang serbaguna Pushidrosal, Jakarta Utara, acara ini dihadiri oleh para pejabat utama, Kadis/Kasatker, Dansat, seluruh Perwira Pushidrosal, serta mahasiswa S1 dan S2 STTAL Hidros.
Komandan Pushidrosal, Laksamana Madya TNI Dr. Budi Purwanto, S.T., M.M., dalam sambutannya menyampaikan rasa hormat dan apresiasi atas kehadiran mantan Kepala Staf Angkatan Laut ke-24 tersebut.
“Kuliah umum ini adalah jendela pemikiran strategis, bukan hanya soal kekuatan laut, tapi soal arah masa depan bangsa maritim seperti Indonesia,” ungkap Danpushidrosal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia menambahkan bahwa Indo-Pasifik adalah kawasan strategis dunia, dan Indonesia tidak boleh hanya jadi penonton.
“Kita tidak boleh hanya berdiri di bibir pantai melihat kapal-kapal asing berlalu. Kita harus jadi aktor utama, pengendali arus laut dan penjaga masa depan bangsa,” tegasnya.
Lebih jauh, Danpushidrosal mengajak seluruh peserta kuliah umum untuk memandang kawasan Indo-Pasifik sebagai peluang, bukan ancaman.
“Ini momentum kita. Ketika dunia menatap laut, maka Indonesia harus hadir sebagai poros maritim dunia,” ucapnya mantap.
Dalam pemaparannya, Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetio menguraikan pentingnya memahami dinamika kawasan Indo-Pasifik yang terus berubah dan kini menjadi salah satu episentrum percaturan politik dan ekonomi global.
“Indo-Pasifik bukan hanya istilah geopolitik. Ini adalah panggung besar di mana masa depan dunia dipertaruhkan. Dan Indonesia ada di tengah-tengah panggung itu,” katanya.
Menurutnya, Indonesia memiliki posisi geografis yang tidak dimiliki negara lain, yaitu sebuah kekuatan yang harus dimanfaatkan secara bijak.
“Jika kita tidak memanfaatkan posisi strategis ini, maka bangsa lain yang akan melakukannya. Maka jangan pernah takut bermimpi besar. Jadikan laut bukan sebagai pemisah, tapi sebagai penghubung kekuatan bangsa,” pesan Marsetio, penuh semangat.
Ia pun mendorong generasi muda maritim untuk terus belajar, berpikir kritis, dan menumbuhkan rasa cinta pada laut sebagai bagian dari jati diri bangsa.
“Laut bukan sekadar wilayah kerja. Laut adalah identitas kita, harga diri kita, dan masa depan Indonesia,” pungkasnya.
Kuliah umum ini tak hanya menambah wawasan strategis para peserta, tetapi juga menyalakan kembali semangat untuk menjadikan Indonesia sebagai kekuatan maritim yang diperhitungkan dunia. (ire djafar)