Maritim Indonesia – Terminal penumpang kapal laut di Pelabuhan Tanjung Priok, yang kini dikenal dengan nama Nusantara Pura, terus menunjukkan komitmennya dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Setiap harinya, terminal ini dipadati oleh calon penumpang yang akan berangkat maupun penumpang yang baru tiba dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan dari luar negeri.
Sebagai terminal yang juga melayani kapal wisata internasional, Nusantara Pura tak hanya menjadi simpul penting konektivitas laut, tetapi juga menjadi wajah pertama Jakarta dan Indonesia di mata para pelancong. Oleh karena itu, segala aspek pelayanan terus dimaksimalkan demi memberikan kenyamanan dan kepuasan kepada para pengguna jasa.
Kepadatan layanan yang tinggi terlihat jelas pada Jumat (2/5) lalu. Dua kapal besar bersandar dan melayani ribuan penumpang. KM Bukit Raya yang datang dari Pontianak, Serasan, Midai, Tarempa, Natuna, Kijang, Belinyu, dan Tanjung Priok (PP) menurunkan 369 penumpang dan menaikkan 246 penumpang. Sementara KM Kelud dari rute Batam–Medan justru mencetak angka lebih besar, dengan menurunkan 1.369 penumpang dan menaikkan 2.460 penumpang menuju Batam dan Medan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Angka-angka tersebut membuktikan betapa strategisnya posisi Pelabuhan Tanjung Priok sebagai gerbang utama transportasi laut nasional. Menyikapi tingginya mobilitas ini, pengelola terminal tak tinggal diam. Mereka memastikan setiap proses embarkasi dan debarkasi berjalan tertib dan lancar.
Fasilitas-fasilitas terbaik telah disediakan demi kenyamanan penumpang, seperti garbarata, sistem keamanan X-ray, troli, toilet higienis, kantin, musala/masjid, dan ruang bermain anak. Selain itu, tenaga pelayanan dan personel keamanan turut dikerahkan untuk memastikan keselamatan dan ketertiban penumpang.
“Pelayanan di terminal ini sudah baik. Mulai dari alur pergerakan penumpang yang tertib saat naik dan turun kapal. Jalur keluar dan masuk dipisah, jadi tidak terjadi penumpukan,” ungkap Nisa, salah seorang penumpang kapal PELNI tujuan Pontianak.
Dia juga memuji kenyamanan ruang tunggu yang sejuk dan dilengkapi kursi yang memadai. Dari pantauan di lapangan, memang terlihat beberapa bagian bangunan terminal sedang dalam tahap renovasi. Namun, hal ini bukan pertanda ketidakberesan, melainkan langkah nyata untuk memberikan pelayanan yang lebih baik serta memenuhi standar layanan ramah disabilitas.
“Toilet mungkin ada yang tidak rapi, tapi itu karena sedang diperbaiki,” jelas Husni, penumpang lain yang ditanya soal kebersihan toilet.
Ia juga menyampaikan apresiasinya atas peran petugas kebersihan yang sigap menjaga kenyamanan terminal.
“Petugas selalu membersihkan fasilitas yang kotor dan membantu penumpang yang belum tahu lokasi fasilitas seperti toilet,” tambahnya.
Sebagai wajah pelabuhan terbesar di Indonesia, Nusantara Pura ingin memastikan bahwa kesan pertama penumpang adalah kesan yang membanggakan. Isu-isu negatif tentang layanan pelabuhan yang kerap beredar tidak menyurutkan semangat pengelola untuk terus berbenah dan menghadirkan standar pelayanan terbaik. Bukannya stagnan, Tanjung Priok justru terus bergerak maju, menjawab tantangan zaman dengan solusi konkret dan nyata di lapangan.
“Karena wajah kota berawal dari terminal tempat kedatangan penumpang,” pungkas Husni. (ire djafar)