Maritim Indonesia – Kapal feri KMP Tongkol dilaporkan kandas di perairan Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara, pada Jumat (27/6/2025) siang. Kapal yang baru saja meninggalkan galangan di Kendari dan hendak menuju Baubau ini mengalami kerusakan akibat cuaca buruk dan kebocoran di ruang mesin. Beruntung, seluruh 16 kru kapal berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, insiden terjadi di perairan sekitar Desa Malaringgi, Kecamatan Laonti. Saat tengah berlayar, kapal dihantam ombak tinggi dan hujan deras, membuatnya kehilangan kendali. Kapal juga mengalami kebocoran pada lambung kiri, diduga berasal dari retaknya kran mesin induk, yang menyebabkan air masuk ke ruang mesin dan memadamkan generator utama.
Mengetahui kapal dalam kondisi kritis, nahkoda dan kru sempat berusaha memompa air dan melempar jangkar untuk menahan posisi kapal. Namun, upaya tersebut tak membuahkan hasil maksimal akibat derasnya arus dan volume air yang terus masuk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Akhirnya, para kru memutuskan untuk menyelamatkan diri dan meminta bantuan warga. Warga setempat bersama nelayan di sekitar lokasi dengan sigap melakukan evakuasi terhadap seluruh kru KMP Tongkol. Seluruh personel kapal berhasil dievakuasi ke daratan tanpa adanya korban jiwa. Saat ini, para kru mendapat penanganan awal di desa terdekat dan dalam kondisi stabil.
Menanggapi insiden ini, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) selaku operator kapal melalui Corporate Secretary Shelvy Arifin menyatakan bahwa pihaknya telah mengaktifkan Tim Tanggap Darurat dan berkoordinasi dengan Basarnas, KSOP, dan pihak terkait untuk menindaklanjuti kejadian ini.
“Langkah utama kami saat ini adalah memastikan kapal tidak tenggelam, mencegah potensi tumpahan BBM, serta melakukan pemeriksaan teknis lanjutan. Kami juga menyiapkan rencana pengapungan atau penarikan kapal ke pelabuhan terdekat,” ujar Shelvy dalam pernyataan resminya di Jakarta, Minggu (29/6).
Meskipun insiden ini cukup mengejutkan, operasional penyeberangan di lintasan Baubau – Waara dipastikan tetap berjalan normal dan tidak terganggu. Sementara itu, investigasi menyeluruh atas penyebab kebocoran dan prosedur navigasi saat cuaca buruk akan dilakukan oleh pihak berwenang dalam waktu dekat.
“Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kesiapan teknis kapal dan kewaspadaan terhadap dinamika cuaca ekstrem, terutama di wilayah-wilayah rawan gelombang seperti Sulawesi Tenggara,” pungkas Shelvy Arifin. (aljinan)
— idj / idj —