Maritim Indonesia – Dewan Pimpinan Pusat Front Pemuda Muslim Maluku (FPMM) menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H dengan tema “Melangitkan Akhlak, Membumikan Ilmu” di Jakarta, Sabtu (6/9). Acara berlangsung khidmat dengan tausiyah dari Ustaz H. Fadlan serta diwarnai penyerahan santunan kepada 200 anak yatim.
Ketua Umum FPMM, H. Umar Key Ohoitenan, dalam sambutannya menyoroti persoalan banyaknya sarjana asal Maluku yang datang ke Jakarta namun justru terjebak bekerja sebagai penagih utang.
“Setiap tahun ribuan pemuda Maluku bergelar sarjana datang ke ibu kota, tapi banyak yang akhirnya bekerja jadi penagih utang. Pemerintah jangan tutup mata, harus buka peluang kerja layak,” tegas Umar Key.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia juga mendorong pemerintah daerah maupun pusat untuk memberi perhatian serius pada generasi muda Maluku, termasuk dalam peningkatan kemampuan bahasa Inggris agar mampu bersaing secara global.
Acara turut dihadiri oleh Ali Mochtar Ngabalin, politisi sekaligus Staf Khusus Kepresidenan, yang mengingatkan pentingnya akhlak sebagai bekal utama pemuda Maluku.
“Kalau hidup tanpa akhlak, apa bedanya dengan yang lain? Bekal utama pemuda Maluku adalah moral dan bahasa internasional,” ujarnya.
Ngabalin bahkan menyatakan siap memfasilitasi anak-anak Maluku yang ingin melanjutkan studi ke luar negeri.
Wakil Gubernur Maluku, Abdullah Vanath, juga memberikan apresiasi tinggi kepada FPMM. Menurutnya, FPMM menjadi garda terdepan dalam menjaga persatuan bangsa.
“Maluku adalah salah satu dari delapan provinsi pertama yang melahirkan NKRI. Apa yang dilakukan FPMM di Jabodetabek adalah wujud nyata sumbangsih rakyat Maluku,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Vanath menyinggung potensi besar dari pengembangan Blok Masela yang diproyeksikan membuka 7.500–10.000 lapangan kerja baru pada 2026. Pemerintah Provinsi Maluku, lanjutnya, tengah menyiapkan sumber daya manusia agar peluang tersebut bisa dimanfaatkan masyarakat lokal.
“Kita berharap lapangan kerja besar ini diisi oleh masyarakat Maluku, sehingga tidak lagi banyak yang harus mencari pekerjaan ke luar daerah,” tegasnya.
Vanath menambahkan, peringatan Maulid ini juga menjadi simbol kebersamaan karena turut dihadiri tokoh lintas agama. Ia berharap organisasi non-Muslim asal Maluku juga berperan melalui kegiatan serupa, seperti perayaan Natal atau Tahun Baru, demi menjaga harmoni masyarakat.
Apresiasi juga datang dari Wakil Wali Kota Bekasi, Abd Haris Bobihoe, yang menilai FPMM punya peran besar dalam menjaga kondusivitas wilayah.
“Ketika terjadi gonjang-ganjing demo di Jakarta dan sekitarnya, Kota Bekasi tetap kondusif. Itu tak lepas dari kontribusi semua elemen, termasuk Front Pemuda Muslim Maluku,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum Persaudaraan Alumni 212, Sobri Lubis, menilai penyelenggaraan Maulid ini sebagai momentum penting untuk merajut persatuan. Ia berharap FPMM semakin kuat dan terus memberi kontribusi nyata bagi umat, bangsa, dan negara.
“Maulid ini kesempatan menyatukan hati, merapikan barisan, dan membangun bersama. Kehadiran semua golongan di sini sangat positif bagi kemajemukan dan kebinekaan,” tuturnya. (nico)
–– idj / idj —