Keterangan Foto: Ketua Umum DPP APBMI Juswandi Kristanto, pada Seminar Kemaritiman di Ajang SEA INDONESIA, di JIEXPO Kemayoran Jakarta pada Rabu 17 Mei 2023.
Maritim Indonesia — Ditengah persaingan yang ketat dan berbagai tantangan yang dihadapi dalam kegiatan jasa bongkar muat dari dan ke kapal maupun aktivitas kepelabuhanan saat ini, Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) bertekad untuk terus eksis di Pelabuhan.
“Perusahaan bongkar muat (PBM) harus meraih trust (kepercayaan) dari pemilik barang. Selain perlu memperluas networking. PBM juga harus pertahankan performance kerjanya ditengah persaingan termasuk soal tarif saat ini. Tantangan lainnya kita juga mesti bersaing namun tetap kolaborasi dengan pemegang BUP (Badan Usaha Pelabuhan),” ujar Ketua Umum DPP APBMI Juswandi Kristanto, saat menjadi pembicara dalam Seminar Kemaritiman pada ajang Sea Indonesia, di JIEXPO Kemayoran Jakarta, Rabu (17/5).
Juswandi yang juga merupakan Pimpinan Daisy Group mengatakan, saat ini perusahaan bongkar muat yang tergabung dalam keanggotaan APBMI juga berperan mendorong peningkatan perekonomian nasional dan terus berupaya mengefisiensikan layanan logistik melalui layanan jasa bongkar muat di pelabuhan.
“Namun memang perlu diakui bahwa biaya buruh pelabuhan atau tenaga kerja bongkar muat (TKBM) sampai saat ini masih merupakan komponen terbesar dalam biaya bongkar muat. Bahkan dibeberapa daerah lebih 50%-nya biaya bongkar muat itu merupakan biaya TKBM,” tutur Juswandi.
“Saat ini PBM juga dituntut melaksanakan investasi alat bongkar muat mekanis maupun nonmekanis untuk memacu kinerjanya,” tegasnya.
Menurutnya, investasi merupakan sesuatu yang sangat penting dalam melaksanakan usaha bongkar muat agar supaya performance perusahaan tersebut tetap prima.
(ire djafar)