Maritim Indonesia — PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC Terminal Kendaraan/IPCC) merupakan bagian dari PT Pelabuhan Indonesia (Persero) yang memiliki kegiatan usaha bongkar muat kargo kendaraan di Terminal dengan lini bisnis Car Terminal Operator; Car Terminal Handling & Supporting; Car Distribution Management; dan RoRo Terminal Operator.
Hingga saat ini, IPCC masih unggul dengan sejumlah keunggulan kompetitif dimana Terminal IPCC masih menjadi tujuan utama penanganan kargo kendaraan dari pabrikan otomotif karena selain distribution cost perjalanan yang lebih rendah, juga tarif yang kompetitif serta standardisasi pelayanan bongkar muat kendaraan, termasuk juga kesiapan man power yang telah tersertifikasi sesuai dengan standar pabrikan otomotif.
Manajemen IPCC memaparkan hal tersebut dihadapan para investor ritel dalam kegiatan Investor Forum yang bertema “Mengarungi Samudera Investasi” di Hotel Harris Sunset Road, Bali, Kamis (25/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Selain itu, sejumlah fasilitas yang dimiliki oleh IPCC memberikan tambahan nilai keunggulan karena sesuai dengan standar internasional,” kata Direktur Utama sekaligus Plt. Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis IPCC, Sugeng Mulyadi, didampingi oleh Direktur Operasi dan Teknik; Bagus Dwipoyono, serta Direktur Keuangan dan SDM; Sumarno.
Dari sisi kinerja, lanjutnya, pasca pandemi Covid-19 berkurang, kegiatan masyarakat dan juga aktivitas industri kian menunjukan peningkatan yang luar biasa sehingga berimbas positif pada kinerja fundamental IPCC yang turut mengalami pertumbuhan positif. Dengan didukung oleh peningkatan aktivitas tersebut maka perolehan pendapatan dari IPCC mengalami peningkatan sepanjang periode 2022 dan berlanjut di periode triwulan pertama 2023.
“Sepanjang triwulan pertama 2023 ekspor CBU naik 40,74% (year on year / YoY) dibandingkan periode yang sama di tahun lalu di angka 90.073 unit dan ekspor Truck/Bus naik 333,33% di angka 104 unit. Sedangkan impor CBU naik 47,95% di angka 93.476 unit. Begitupun dengan kondisi di Terminal Domestik dimana pengiriman CBU naik 47,95% di angka 93.476 unit. Sedangkan Alat Berat dan Truck/Bus masing-masing naik 16,30% di angka 3.297 unit dan 12,59% di angka 19.679 unit,” papar Sugeng.
Rencana ekspansi dan strategi bisnis
Dalam penjelasannya, Manajemen IPCC menyampaikan bahwa hingga akhir tahun 2022 IPCC telah mengoperasikan sejumlah Terminal dimulai dari Tanjung Priok; Terminal Belawan, Medan; Terminal Pontianak; hingga Terminal Makassar. Dengan telah bergabungnya Pelindo maka terbuka lebar pengembangan Kerjasama-operasi ke sejumlah wilayah, misalnya Balikpapan, Surabaya, Banjarmasin, Bali, Nusa Tenggara dan lainnya. Namun tetap melakukan kajian studi kelayakan dan juga penjajakan terlebih dahulu.
Lebih jauh dijelaskan, IPCC sebagai perusahaan yang menjadi bagian dalam satu rantai pasok ekosistem distribusi otomotif maka perannya dalam meningkatkan konektivitas kegiatan dalam satu rangkaian tersebut haruslah optimal. Sejumlah improvement mutlak harus dilakukan untuk mengoptimalkan peran tersebut.
Melalui tiga Pilar Utama Perseroan, lanjutnya, yaitu Digitalisasi, Ekspansi, dan Integrasi maka IPCC berharap peran dan positioningnya dalam ekosistem tersebut akan menjadi lebih optimal dan memberikan nilai tambah tidak hanya bagi IPCC namun juga sejumlah pemangku kepentingan di industri. Selain itu, diharapkan tercipta konektivitas di dalam distribusi otomotif serta efisiensi dan efektivitas kegiatan distribusi otomotif.
Disampaikan juga, seiring dengan meningkatnya Laba Tahun Berjalan IPCC baik di 2022 maupun di periode triwulan pertama 2023, IPCC sedang mengusulkan untuk melakukan pembagian dividen. Di awal tahun 2022, IPCC telah melakukan pembagian dividen interim sebanyak Rp22,71 miliar yang setara dengan Rp12,49 per lembar saham.
Sebagai komitmen Perusahaan Publik dan pertanggungjawaban kepada para pemegang saham, terutama pemegang saham publik maka nantinya akan diputuskan dalam RUPS Tahunan. Sebagai informasi, Laba Tahun Berjalan IPCC untuk Tahun Buku 2022 ialah sebesar Rp161,72 miliar. Di sisi lain, berdasarkan data historis persentase pembagian dividen / Dividend Payout Ratio (DPR) IPCC ialah berkisar 60% hingga 70%. IPCC akan melaksanakan RUPS Tahunan pada 27 Juni 2023 untuk mengusulkan rencana pembagian dividen ini.
Kondisi makro ekonomi dan pasar modal
Kepala Kantor Perwakilan PT Bursa Efek Denpasar, I Gusti Agus Andiyasa, yang juga hadir menyampaikan bahwa kondisi pandemi Covid-19 telah membuat banyak perubahan, termasuk dalam minat berinvestasi dari masyarakat. Aktivitas transaksi masyarakat, termasuk juga dengan penambahan nasabah baru menunjukan peningkatan dengan adanya pandemi tersebut.
I Gusti Agus Andiyasa menambahkan, adanya pembatasan untuk pertemuan diantara masyarakat membuat perubahan sosial dimana masyarakat mau tidak mau lebih banyak menggunakan gadget untuk tetap dapat berkomunikasi, termasuk juga melakukan investasi dan trading produk investasi melalui gadget.
“Kondisi pasar masih dihadapkan pada sejumlah sentimen, diantaranya kondisi makroekonomi global yang masih dalam ketidakpastian dengan adanya perang Rusia-Ukraina, pergerakan harga komoditas yang fluktuatif, arah kebijakan suku bunga The Fed AS yang dapat mempengaruhi kebijakan bank sentral di sejumlah negara, pergerakan mata uang asing, dan perkembangan ekonomi makro lainnya,” jelasnya.
Untuk diketahui, kegiatan Investor Forum tersebut dilaksanakan oleh PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC Terminal Kendaraan/IPCC) berkolaborasi dengan PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) dengan menggandeng PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia (MASI), yàng mana IPCC dan IPCM merupakan 2 (dua) perusahaan yang berasal dari Pelindo Group. Keduanya mengenalkan kegiatan bisnis dan menjelaskan kinerja fundamental masing-masing. Sementara investor ritel yang hadir juga merupakan para nasabah PT MASI.
Turut hadir dalam bincang emiten yang mengulas kinerja Perseroan sekaligus menjadi ajang pengenalan bisnis kepada para investor tersebut ialah direksi dari IPCM diwakilkan oleh Shanti Puruhita, Direktur Utama sekaligus Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis IPCM; Rheini Delfianti, Direktur Keuangan dan SDM; serta Corporate Secretary, Eddy Harristiani.
Para nasabah MASI sangat antusias untuk mengetahui bisnis usaha dari kedua perusahaan ini. Banyak yang menanyakan terkait dengan kinerja fundamental dan terutama yang menjadi perhatian para nasabah ialah rencana pembagian dividen. Baik IPCC maupun IPCM memberikan penjelasan sangat gambling terkait dengan profil bisnis Perseroan, kinerja fundamental, hingga prospek usaha ke depannya.
Manajemen IPCC menyampaikan harapannya agar kegiatan Inevstor Forum ini dapat dilakukan secara rutin sebagai upaya pengenalan bisnis usaha IPCC sekaligus menjadi bagian dari literasi keuangan kepada masyarakat, terutama kepada para nasabah MASI dari berbagai kalangan.
Manajemen juga berharap dengan semakin meningkatnya pemahaman masyarakat, terutama nasabah MASI, maka dapat meningkatkan transaksi dan likuiditas saham IPCC. (ire djafar)