Meningkatkan Efisiensi TRT: Tantangan dan Solusi bagi Sopir Truk di TPK Koja

- Pewarta

Sunday, 23 March 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Maritim Indonesia – Sopir truk memiliki peran krusial dalam operasional terminal, termasuk sopir truk kontener yang sehari-hari mengangkut petikemas baik untuk ekspor muapun impor melalui Terminal Peti Kemas Koja (TPK Koja), yang merupakan salah satu terminal yang menjadi gerbang utama arus logistik nasional. Keberlanjutan dan kelancaran aktivitas bongkar muat dan distribusi barang sangat bergantung pada efisiensi kerja para pengemudi truk dalam mengantarkan petikemas dari dan ke terminal.

Sebagai bagian dari rantai logistik, sopir truk tidak hanya bertugas mengangkut petikemas, tetapi juga memastikan kelancaran proses receiving dan delivery di terminal. Efisiensi dalam pergerakan truk sangat mempengaruhi produktivitas terminal, termasuk dalam mengurangi kepadatan lalu lintas di area pelabuhan. Tantangan bagi para sopir adalah meningkatkan efisiensi operasional dan waktu tunggu layanan truk atau Truck Round Time (TRT).

Sejalan dengan ini, TPK Koja terus berupaya meningkatkan fasilitas dan layanan guna mendukung kelancaran kerja mereka. Salah satu bentuk apresiasi TPK Koja terhadap sopir truk adalah menyiapkan berbagai fasilitas umum di lapangan seperti Mushola, kamar mandi, dan toilet yang disiapkan di beberapa titik tertentu yang dianggap sangat dibutuhkan oleh para sopir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Kalau untuk saat ini, dibandingkan dengan operator terminal yang lainnya, fasilitas yang disiapkan TPK Koja untuk para sopir boleh dikatakan termasuk kategori paling baik, juga dari segi pelayanan bongkar muat dan respon cepatnya apabila ada keluhan dari para sopir,” kata Nuratmo, Ketua KBSI (Keluarga Besar Sopir Indonesia) pada redaksi maritimindonesia.id di Jakarta, Sabtu (23/3).

Diakui Nuratmo, peningkatan fasilitas dan layanan yang terus diupayakan oleh TPK Koja sangat mendukung kelancaran kerja para sopir. Mereka juga merasa nyaman dengan fasilitas yang tersedia bersih dan terpelihara dengan baik. Selain itu, sistem layanan di TPK Koja juga sudah semakin cepat, transparan dan berbasis digital sehingga mempermudah proses administrasi serta akses ke dalam terminal.

“Harapan kami, petugas lapangan TPK Koja baik operator alat maupun security lapangan dan para sopir dapat terus menjaga hubungan baik seperti yang telah terjalin saat ini, sehingga bisa bekerja sama dan berkoordinasi, jika masih ada kekurangan kita saling memperbaiki dengan cara membina komunikasi dengan baik, kalau sopir ada kesalahan dan menyalahi aturan yang ada, mohon kami di tegur tapi dengan cara yang baik,” ungkap Nuratmo.

Managemen TPK Koja berkomitmen menciptakan hubungan yang harmonis dengan para sopir yang bertugas di terminal guna membangun komunikasi dan koordinasi yang baik. Salah satunya dengan mengadakan dialog secara berkala antara petugas lapangan TPK Koja baik operator alat maupun security lapangan dengan para sopir yang dipandu managemen TPK Koja. Melalui komunikasi yang terbuka, diharapkan tercipta koordinasi yang lebih baik demi meningkatkan efisiensi waktu bongkar muat (TRT) di TPK Koja.

Dalam dialog yang diadakan pada Kamis tanggal 20 Maret 2025 baru-baru ini, mereka saling menyampaikan harapan serta kebutuhan masing-masing dan membahas berbagai persoalan yang dihadapi di lapangan, termasuk perkembangan kinerja TRT serta fasilitas di lapangan. Para sopir mengaku sangat puas dengan berbagai fasilitas umum yang telah disediakan, mereka menilai fasilitas ini telah memberikan kenyamanan selama melaksanakan proses bongkar muat. Namun mereka juga mengungkapkan kendala yang mereka hadapi, salah satunya jika mereka terpaksa beristirahat bahkan tidur di area terminal.

“Kami merasa istirahat di dalam terminal paling aman karena tidak ada potensi copet, maling ataupun begal. Sangat berbeda dengan situasi di luar (baik jalan raya maupun rest area), Di samping itu, fasilitas yang sangat memadai serta sudah terpelihara baik membuat kami sangat nyaman,” kata Nuratmo.

“Kalau kita terpaksa harus beristirahat di luar, bahkan di rest area sekalipun situasinya tidak aman. Kita sering kehilangan barang pribadi, seperti handphone. Bahkan ban mobil pun bisa hilang,” ungkap sopir lainnya.

Kemacetan di jalan menurut mereka sangat melelahkan, sehingga begitu tiba di terminal sering merasa ngantuk dan tidur. Bahkan ada yang tidur berjam-jam dan sengaja beristirahat di dalam terminal sambil menunggu kemacetan di luar pelabuhan terurai. Selain itu, beberapa sopir juga menunggu kedatangan pengawalan dari kantor mereka, terutama jika kontainer yang diambil memerlukan pengawalan khusus.

Dalam dialog yang dirangkaikan dengan buka puasa bersama, pihak TPK Koja menekankan pentingnya kerja sama dalam menjaga kelancaran arus logistik, termasuk menghindari parkir sembarangan dan tidak beristirahat terlalu lama di area lapangan.

Menurut data dan analisis TPK Koja, faktor utama yang mempengaruhi kinerja TRT TPK koja adalah karena prilaku sopir yang menghabiskan waktu yang lebih banyak untuk bersitirahat di dalam terminal dibandingkan faktor lain seperti tingkat ketersediaan alat.

Hasil analisis internal TPK Koja dari data yang dikumpulkan hingga 8 Maret 2025, 90% truk di TPK Koja memiliki TRT kurang dari 2 jam, sementara 10% nya masih di atas 2 jam. TRT yang lebih dari 2 jam sebagian besar disebabkan karena sopirnya tertidur di dalam terminal. Bahkan ada yang sampai tertidur lebih dari 8 jam. Ini berdampak pada rata-rata TRT TPK Koja yang masih 120 menit.

Para sopir menyadari pilihan beristirahat di dalam terminal tidak sesuai dengan prosedur yang ada. Apalagi, semakin mereka lama ada di dalam terminal, akan semakin menurunkan kinerja TRT di terminal. Karena, ketika mereka masuk di gate in, argo TRT sudah jalan, tak peduli apakah waktu tersebut mereka gunakan untuk bongkar muat atau istirahat.

“Kami tidak menyangkal hal tersebut. Mungkin kelelahan karena macet di jalan. Apalagi yang baru habis melakukan rute panjang, kami tahu ini tidak sesuai dengan prosedur. Para petugas lapangan TPK Koja sering mengingatkan kami. Namun, terpaksa kami lakukan, karena tidak ada pilihan lain. Meskipun kadang kami harus bermain kucing-kucingan dengan petugas,” ujar mereka.

Dalam dialog tersebut, para sopir berkomitmen untuk berusaha mempercepat waktu mereka di dalam terminal dan berupaya mematuhi prosedur yang ada. Mereka juga berharap adanya solusi menyeluruh untuk mendukung keamanan dan kenyamanan mereka dalam menjalankan tugas, misalnya dengan menyediakan buffer area agar para sopir bisa beristirahat sebelum mereka masuk ke terminal ataupun sebelum melanjutkan perjalanan ke tujuan pengiriman barang.

“Kami yakin jika disediakan buffer area yang memiliki sistem keamanan yang memadai, para sopir tidak lagi beristirahat di dalam terminal. Hal ini tentu akan membuat TRT terminal lebih singkat dan operasional menjadi lebih efisien,” ujar Nuratmo.

Komitmen TPK Koja optimalkan layanan

Selain upaya meningkatkan TRT atau waktu yang dihabiskan sebuah truk dari gate-in hingga gate-out, TPK Koja telah menerapkan berbagai inovasi untuk mendukung operasional truk, salah satunya melalui sistem Auto Gate untuk proses Receiving dan Delivery petikemas. Dalam proses ini, sopir truk melakukan transaksi secara mandiri dengan menempelkan TID (Truck Identification Data) dan etiket digital ke mesin enclosure, sehingga proses masuk dan keluar terminal menjadi lebih cepat dan efisien.

Ini menunjukkan komitmen TPK Koja dalam meningkatkan efisiensi layanan dan kepuasan pelanggan, khususnya bagi para sopir truk yang berperan penting dalam operasional terminal, walaupun di lapangan para sopir truk juga menghadapi berbagai tantangan, seperti kepadatan lalu lintas di sekitar pelabuhan atau waktu tunggu yang fluktuatif. Oleh karena itu, sinergi antara pengelola terminal, asosiasi pengemudi, dan pihak terkait sangat diperlukan untuk menciptakan sistem logistik yang lebih efisien dan berkelanjutan.

Pihak TPK Koja berharap, dengan adanya optimalisasi layanan dan dukungan berkelanjutan, peran sopir truk dalam operasional terminal semakin maksimal dalam mendukung pertumbuhan sektor logistik, serta memperkuat daya saing industri kepelabuhanan di Indonesia. Karena keberhasilan terminal dalam menjaga kelancaran arus logistik tidak lepas dari dedikasi para pengemudi truk yang merupakan bagian penting dari ekosistem logistik pelabuhan. (ire djafar)

Berita Terkait

Pastikan Jalan Tol Bersih dan Nyaman Pasca Mudik, PT API Lakukan Management Walkthrough di JTCC
Dukung Lingkungan Bersih, PTP Cirebon Terapkan Mitigasi Debu Batubara Sesuai SOP
Berkontribusi Tingkatkan Mutu Pendidikan Anak Usia Dini, SPJM Realisasikan TJSL di Bidang Pendidikan
Kinerja Bongkar Muat Triwulan I 2025 BJTI Terminal Tumbuh Positif, Catat Kenaikan BSH 18 Persen
IPC TPK Dukung Pemberdayaan Perempuan dan UMKM Lewat Program Pelatihan dan Branding
Langkah Strategis JPPI Perkuat Layanan Galangan, Gandeng MAN Energy Solutions Indonesia
Berbagi Kebahagiaan dengan Para Perempuan Lansia, IWTL Hadirkan Semangat Baru di Hari Kartini 2025
Perkuat Manajemen Risiko dan Efektivitas Audit, SPJM Adakan Diskusi Audit Berbasis Risiko

Berita Terkait

Wednesday, 23 April 2025 - 06:10 WIB

Pastikan Jalan Tol Bersih dan Nyaman Pasca Mudik, PT API Lakukan Management Walkthrough di JTCC

Wednesday, 23 April 2025 - 04:37 WIB

Dukung Lingkungan Bersih, PTP Cirebon Terapkan Mitigasi Debu Batubara Sesuai SOP

Wednesday, 23 April 2025 - 03:45 WIB

Berkontribusi Tingkatkan Mutu Pendidikan Anak Usia Dini, SPJM Realisasikan TJSL di Bidang Pendidikan

Tuesday, 22 April 2025 - 14:50 WIB

Kinerja Bongkar Muat Triwulan I 2025 BJTI Terminal Tumbuh Positif, Catat Kenaikan BSH 18 Persen

Tuesday, 22 April 2025 - 14:30 WIB

IPC TPK Dukung Pemberdayaan Perempuan dan UMKM Lewat Program Pelatihan dan Branding

Berita Terbaru