Maritim Indonesia – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati turut serta dalam peninjauan arus mudik Lebaran 2025 bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) serta sejumlah pejabat tinggi lainnya. Rombongan bertolak dari Base Ops Lanud Halim Perdana Kusuma menggunakan helikopter menuju Rest Area KM 57 Tol Jakarta-Cikampek dan Dermaga Pelabuhan Merak guna memastikan kelancaran serta keselamatan arus mudik tahun ini.
Dalam konferensi pers di Pos Terpadu Rest Area KM 57, Menko PMK menekankan pentingnya kesiapan infrastruktur, pengamanan, serta mitigasi potensi hambatan selama periode mudik. Gubernur Jawa Barat dan perwakilan kementerian terkait turut hadir dalam diskusi tersebut.
Rapat koordinasi berlanjut di Dermaga Eksekutif Pelabuhan ASDP Merak, dipimpin oleh Menko PMK dan dihadiri oleh Menteri Perhubungan, Menteri Kesehatan, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kapolri, Panglima TNI, Wakil Menteri Politik, Hukum, dan Keamanan, serta Kepala BNPB dan Basarnas. Fokus utama pembahasan adalah kelancaran arus penyeberangan Merak-Bakauheni serta keselamatan pelayaran di tengah potensi cuaca ekstrem.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Peringatan BMKG: Pasang Maksimum dan Angin Kencang
Dalam kesempatan tersebut, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan peringatan dini terkait kondisi cuaca di sekitar Selat Sunda yang berpotensi memengaruhi aktivitas penyeberangan.
“Pada tanggal 29 Maret 2025 akan terjadi pasang maksimum dengan kenaikan mencapai 60 cm. Kenaikan ini berlangsung secara bertahap, dimulai sejak 27 Maret dengan ketinggian 40 cm, mencapai puncaknya pada 29 Maret, dan berangsur menurun setelahnya. Fenomena ini terjadi setiap hari dalam periode tersebut, antara pukul 07.00 hingga 13.00 WIB dengan durasi sekitar enam jam,” jelas Dwikorita.
Selain pasang maksimum, BMKG juga mencatat adanya peningkatan kecepatan angin hingga 20 knot pada sore hingga malam hari, yang berpotensi mengganggu aktivitas sandar kapal dan bongkar muat barang di pelabuhan.
“Kecepatan angin mencapai 20 knot adalah ambang batas untuk dikeluarkannya peringatan dini level tiga, yang dalam beberapa kondisi dapat menyebabkan penghentian sementara operasional penyeberangan,” tambahnya.
Gelombang tinggi juga menjadi perhatian utama, terutama saat kecepatan angin meningkat.
“Ketinggian gelombang di perairan sekitar Merak-Bakauheni diperkirakan dapat mencapai 1,5 hingga 2 meter selama periode 27-31 Maret 2025,” ungkapnya.
Dwikorita menegaskan bahwa seluruh stakeholder yang terlibat dalam arus mudik Lebaran, khususnya operator penyeberangan Merak-Bakauheni, harus mematuhi SOP yang telah disepakati guna memastikan keselamatan pelayaran dan perjalanan pemudik.
BMKG akan terus memantau perkembangan cuaca dan memberikan pembaruan informasi secara berkala kepada masyarakat serta pihak terkait.
“Kami mengimbau agar seluruh pihak tetap waspada dan selalu memperbarui informasi cuaca sebelum melakukan perjalanan, terutama bagi yang menyeberang melalui jalur laut,” tutupnya.
Dengan adanya peringatan dini ini, diharapkan para pemudik dapat lebih mempersiapkan perjalanan mereka dengan baik, sementara pihak operator transportasi dapat mengoptimalkan langkah mitigasi demi keselamatan bersama. (edric)
idj / idj