SCI Nilai Tingkat Permintaan Jenuh, Arahkan KA Kilat Pajajaran ke Sektor Logistik Jabar, ini Analisanya!

- Pewarta

Tuesday, 2 December 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

IFounder & CEO Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi

IFounder & CEO Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi

Maritim Indonesia – Pemprov Jawa Barat dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) telah menjalin kesepakatan untuk mengembangkan kereta cepat Jakarta-Bandung “Kilat Pajajaran”. Kereta api (KA) dengan rencana waktu tempuh sekitar 1,5 jam tersebut dapat menjadi alternatif baru untuk mobilitas penumpang secara lebih cepat.

Founder & CEO Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi mengapresiasi berbagai program peningkatan layanan transportasi, namun rencana KA Kilat Pajajaran itu kurang memiliki kelayakan permintaan penumpang di tengah persaingan yang sudah sangat ketat. Segmentasi pasar penumpang sudah jenuh, sehingga layanan baru yang serupa tidak tepat dari sisi ekonomi maupun efisiensi jaringan transportasi.

Konektivitas penumpang Jakarta-Bandung telah dilayani berbagai moda dan operator, antara lain KA Parahyangan yang menjadi pilihan karena akses langsung di pusat kota Jakarta, kereta cepat Whoosh dengan waktu tempuh paling kompetitif, serta layanan travel dan shuttle yang dominan secara point-to-point.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Selain itu, Tol Jakarta-Cikampek II (Japek II) dengan perkiraan waktu tempuh 1,5 jam juga akan menarik pengguna kendaraan pribadi, di samping layanan travel dan shuttle menjadi makin kompetitif.

Tambahan layanan seperti KA Kilat Pajajaran tidak akan mendapatkan permintaan yang memadai dan berisiko membebani operator KA tanpa nilai tambah yang signifikan. Selain itu, dengan kepemilikan saham terbesar secara tidak langsung KAI di KCIC (Whoosh), akan terjadi kompetisi tiga layanan serupa (KA Parahyangan, Whoosh, dan Kilat Pajajaran) yang semuanya “dimiliki” KAI.

Penguatan Logistik Industri Jawa Barat

Setijadi menjelaskan Jawa Barat merupakan basis industri manufaktur terbesar di Indonesia, meliputi sektor otomotif, elektronik, tekstil, pangan, dan kimia, yang membutuhkan dukungan sistem logistik yang cepat, handal, dan terintegrasi.

Rencana KA Kilat Pajajaran sebaiknya dialihkan ke penguatan logistik berbasis kereta api untuk lebih mengefisienkan industri di Jawa Barat. Pada tahun 2024, di provinsi itu terdapat 8.239 perusahaan manufaktur skala menengah dan besar, serta 38 kawasan industri.

Salah satu bentuk potensi dukungan penting adalah pengembangan container yard (CY) KAI di Cikarang, Klari, Cibungur, dan Bandung, yang dapat menjadi peluang bisnis logistik KAI dan berdampak positif untuk industri di Jawa Barat.

Analisis Tim Riset SCI menunjukkan volume ekspor Tanjung Priok berasal dari Bekasi (sebesar 32 persen), Karawang (29 persen), Purwakarta (8 persen), Bandung (6 persen), Tangerang (14 persen), Bogor (4 persen), serta Cilegon dan Serang (8 persen). Sementara, tujuan impor adalah Bekasi (23 persen), Karawang (36 persen), Purwakarta (9 persen), Bandung (6 persen), Tangerang (14 persen), Bogor (4 persen), serta Cilegon dan Serang (3 persen).

Sejumlah CY itu berpotensi menjadi lokasi strategis pintu ekspor-impor di masing-masing wilayah, sehingga ekspor-impor tidak harus langsung dan menumpuk di Tanjung Priok. Hal ini dapat menekan biaya logistik dan meningkatkan daya saing industri, mengurangi kemacetan jalan dengan pemindahan sebagian pengangkutan dari jalan ke rel, serta menghindarkan praktik pengangkutan secara overdimension & overload (ODOL).

(ire djafar)

Berita Terkait

KSOP Kelas II Cirebon Perkuat Layanan Pelaut melalui Kerja Sama dengan Seaman Jaya Maritim Training Center
Pelabuhan Lhokseumawe Titik Simpul Pemulihan Aceh
Festival Media Digital Pemerintah 2025: Inovasi, Transparansi, dan Kolaborasi
IPC TPK Catat Kinerja Keberlanjutan Positif, Raih Dua Penghargaan ICS Award 2025
KN Antares Disnav Sabang Salurkan Bantuan dan Lakukan Evakuasi Korban Banjir di Aceh
ASDP Hadir untuk Sumatera: Bergerak Bersama untuk Pulihkan Harapan
Gerbang Industri Otomotif Nasional Makin Melaju ke Pasar Global, Ekspor CBU Capai 318 Ribu Unit
Tito Minta Pemda Perkuat Sinergi Hadapi Potensi Bencana pada Momentum Nataru 2025

Berita Terkait

Tuesday, 2 December 2025 - 23:31 WIB

SCI Nilai Tingkat Permintaan Jenuh, Arahkan KA Kilat Pajajaran ke Sektor Logistik Jabar, ini Analisanya!

Tuesday, 2 December 2025 - 13:25 WIB

KSOP Kelas II Cirebon Perkuat Layanan Pelaut melalui Kerja Sama dengan Seaman Jaya Maritim Training Center

Tuesday, 2 December 2025 - 13:13 WIB

Pelabuhan Lhokseumawe Titik Simpul Pemulihan Aceh

Tuesday, 2 December 2025 - 12:50 WIB

Festival Media Digital Pemerintah 2025: Inovasi, Transparansi, dan Kolaborasi

Tuesday, 2 December 2025 - 06:48 WIB

IPC TPK Catat Kinerja Keberlanjutan Positif, Raih Dua Penghargaan ICS Award 2025

Berita Terbaru

Berita

Pelabuhan Lhokseumawe Titik Simpul Pemulihan Aceh

Tuesday, 2 Dec 2025 - 13:13 WIB