Maritim Indonesia – Sebagai terminal kendaraan terbesar di Indonesia dan bagian dari Subholding Pelindo yaitu PT Pelindo Multi Terminal yang fokus pada pengelolaan Terminal Multi Purpose, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IDX: IPCC) terus memperkuat peran strategisnya. Terbaru, IPCC menggelar Management Walkthrough (MWT) ke Terminal Kendaraan Satelit Semayang, Balikpapan, dalam rangka meninjau langsung kinerja operasional, kesiapan infrastruktur, dan kapabilitas SDM yang menjadi tulang punggung terminal satelit tersebut.
Dalam kunjungan ini turut hadir Abdur Rahim Hasan dan LM. Arya Bima Yudiantara selaku Komisaris Independen, serta Wing Megantoro, Direktur Keuangan, SDM dan Manajemen Risiko IPCC, beserta jajaran Organ Pendukung Dekom dan Senior Management.
“Ini bukan sekadar kunjungan, tapi komitmen kami untuk memastikan bahwa seluruh simpul logistik, termasuk di Kalimantan Timur, siap melayani pertumbuhan yang masif akibat pembangunan IKN,” ujar Wing Megantoro.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pada hari pertama kegiatan, manajemen IPCC melakukan diskusi intensif bersama tim operasional Terminal Satelit Semayang guna menggali potensi, tantangan, serta strategi dalam mengoptimalkan performa terminal. Hingga periode April 2025, tercatat 328 kunjungan kapal, atau tumbuh 33,33% secara year-on-year, sebuah capaian yang menandai pentingnya posisi strategis terminal ini di jalur distribusi logistik kawasan timur.
Hasil tinjauan langsung oleh Direksi, Dewan Komisaris, dan Organ Pendukung Dekom menunjukkan perlunya penambahan kapasitas lapangan penumpukan guna menampung volume kargo yang kian meningkat. Hal ini menjadi krusial, mengingat Pelabuhan Balikpapan, khususnya Terminal Satelit IPCC, telah menjadi salah satu gerbang utama dalam kegiatan bongkar muat CBU (Completely Built Up), alat berat, dan general cargo, yang secara langsung mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Terminal Satelit Semayang merupakan terminal unggulan bagi IPCC, karena menjadi pintu masuk utama kargo menuju IKN. Arus kendaraan yang keluar masuk dipastikan akan terus meningkat seiring akselerasi pembangunan ibu kota baru ini,” jelas Wing.
Menurutnya, tidak hanya infrastruktur yang perlu diperkuat, tapi juga kualitas sumber daya manusia.
“Kami butuh SDM yang mumpuni agar terminal ini tidak hanya siap dalam aspek fisik, tetapi juga tangguh dan adaptif secara operasional. Dengan SDM yang unggul, kita bisa pastikan terminal berkembang secara berkelanjutan dan mencapai performa optimal,” tambahnya.
Rombongan juga meninjau langsung beberapa area strategis yang berpotensi dikembangkan menjadi lapangan penumpukan kendaraan. Ini merupakan langkah penting untuk merespon proyeksi pertumbuhan kendaraan dan alat berat yang akan terus meningkat di Kalimantan Timur, seiring tumbuhnya kebutuhan logistik IKN.
“Seiring pertumbuhan kendaraan di Indonesia, khususnya Kalimantan Timur, IPCC membutuhkan penambahan kapasitas untuk mengakomodir kebutuhan pasar serta menjamin kelancaran arus logistik ke IKN,” tutur Hasan.
Kegiatan MWT ini juga menjadi sarana strategis top management untuk menyerap informasi dari lapangan secara langsung, memastikan setiap fasilitas pelabuhan bisa memberikan dukungan optimal terhadap kebutuhan pengiriman kendaraan kecil, truk, hingga alat berat.
Tak hanya fokus pada operasional, IPCC juga berkomitmen untuk meningkatkan kenyamanan dan keselamatan kerja bagi seluruh insan perusahaan.
Oleh karena itu, pembenahan fasilitas pendukung seperti ruang kerja, toilet, dan tempat ibadah juga masuk dalam agenda evaluasi dan perbaikan.
“Terminal bukan hanya tempat kargo bergerak, tapi juga tempat para insan logistik berkarya. Maka penting bagi kami untuk memastikan setiap sudut terminal mencerminkan semangat profesionalisme dan keberlanjutan,” ujar Arya Bima.
Dengan semangat sinergi dan keberlanjutan, IPCC terus melangkah maju menjadi bagian penting dalam rantai logistik nasional, sekaligus menjawab tantangan dan peluang yang hadir dari pembangunan Ibu Kota Negara.
“Kami siap menjadi mitra logistik terpercaya untuk masa depan Indonesia. IPCC hadir bukan hanya mengelola terminal kendaraan, tapi juga mengelola harapan untuk IKN yang berdaya saing global,” pungkas Wing. (ire djafar)